Kalau saya menjadi politikus apakah memang harus bersikap oligarki seperti yang dilakukan oleh para pimpinan parpol di Indonesia bahkan politikus di dunia? Bertransaksi untung rugi, menyiapkan sejumlah uang untuk mahar politik, bersafari ke sejumlah tokoh, sambil memojokkan seterunya dengan sederetan pidato  bernada emosional.Â
Rasanya tidak ada setitik kebaikan di mata oposan terhadap apapun yang dilakukan seterunya. Apakah tugas politisi hanya untuk sekedar beda pendapat, apakah mereka membangun kemerdekaan berbicara  hanya demi sebuah kemenangan tetapi menghalalkan segala cara termasuk menebar fitnah keji agar lawannya jatuh di mata rakyat. Itukah yang perlu dipertontonkan kepada masyarakat di usia kemerdekaan Indonesia yang ke -- 73 ini.
Kemunduran Kualitas Politisi
Masyarakat mencatat, masyarakat menyimpan memori tingkah laku politisi. Tingkah mereka adalah cerminan betapa Indonesia sebetulnya mundur jauh ke belakang.Â
Di awal-awal kemerdekaan perseteruan para politisi tidak sampai menyerang pribadi. Mereka berdebat seru dengan argumentasi bahwa ada pandangan politik yang beda antara satu politisi dengan politisi lain. Soekarno beda pandangan dengan Hatta masalah ideologi tetapi secara pribadi tetap bersahabat.
Apa yang dipertontonkan oleh partai politik dan politisinya sekarang hanyalah kekonyolan bukan solusi membangun negeri. Wakil rakyat (oposisi) terlalu sibuk dengan mencari kesalahan-kesalahan pemerintah tetapi lupa memprioritaskan pekerjaannya sebagai wakil rakyat, yang harus memasang target mengesahkan sejumlah undang-undang yang bisa membantu masyarakat hidup lebih teratur, sejahtera. Pemerintah pun sekarang tersandera dengan rayuan-rayuan politisi yang targetnya hanyalah memenangkan kompetisi memperebutkan kekuasaan.
Politik Transaksional
Terbayang bagaimana penentuan balon cawapres seperti sebuah permainan tingkat tinggi petinggi politisi dengan hitung-hitungan...aduh sepertinya aku semakin bodoh jika bicara tentang politik...
Harapan Rakyat di Hari Merdeka
Pada satu titik terjenuh menyaksikan aksi para politisi Indonesia, penulis berharap masa depan negara ini di tangan orang-orang yang benar.Â
Kemerdekaan bagi generasi milenial memberi pencerahan bahwa mereka harus menjadi pemimpin membumi yang tidak hanya memikirkan kepentingan kelompoknya atau golongannya tetapi jauh lebih besar dari itu adalah membuat Indonesia merasakan kemerdekaan  sebenar- benarnya.Â