Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mana Hak Pejalan Kaki jika Motor Tumpah Ke trotoar?

12 November 2017   11:59 Diperbarui: 12 November 2017   12:01 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
duh bingung nih pengendara motor ini bagaimana sih?ini khan jalan kami.(winnetnews.com)

Saya adalah salah satu penghuni Jakarta yang hampir sepanjang hari melewati jalan-jalan di Jakarta. Rute yang terutama dilewati adalah sekitar  jalan Hayim Ashari...Roxy dan Grogol, Pesing dan Daan Mogot. Jujur saya adalah pengendara motor, setiap pengendara sepeda motor menginginkan jalan yang dilalui lancar tanpa hambatan, tapi setidaknya saya masih mempunyai nurani untuk tidak menggunakan trotoar sebagai jaln pintas dan membuat kenyamanan buat diri sendiri.

Sedih sebetulnya melihat pejalan kaki harus mengalah pada pengendara sepeda motor. Banyak pegawai yang mempunyai  gelar akademis tinggi, punya tingkat intelektual lebih tapi lebih mengedepankan ego diri sendiri daripada kepentingan pejalan kaki yang mempunyai hak yang sama untuk berjalan dengan nyaman tanpa takut terserempet motor. 

Saya sebagai pemotor  melihat banyak pemilik kendaraan dengan seenaknya zik zak, menyalip penuh gaya tanpa memperhitungkan keselamatan sesama pengendara, ngebut dan membuat cemas pengendara lain. Sebetulnya empati bisa tumbuh ketika kita merasakan betapa berat perjuangan para pejalan kaki ketika melangkah bersamaan dengan kalson dan suara mesin meraung-raung seakan jalan atau trotoar adalah miliknya.

Klakson dibunyikan dengan tujuan meneror pengguna jalan di depannya untuk mempercepat langkahnya atau minggir agar bisa membuka akses jalan bagi dirinya sendiri. Antre?jangan tanya. Dengan nada marah dan merasa paling benar pengendara motor itu mencoba   menguasai jalan tanpa peduli dengan keselamatan yang lain.

Itulah perilaku pengendara  motor yang tidak susah  mendapatkan kredit ringan hingga penghargaan terhadap sesama pengendara menjadi kurang karena merasa  gampang mendapatkannya. Lihat sesekali di perempatan jalan sekali lampu hijau menyala bahkan malah masih kuning, pengendara sudah tancap gas, mengambil semua jalan yang kosong, lalu bermanufer dari  celah-celah antar mobil, membunyikan klakson untuk menunjukkan keterburuannya, dan marah meluap-luap ketika disalip atau tersenggol sedikit.

Perilaku pengendara motor di Jakarta, ternyata masih mencerminkan betapa tidak beradabnya kehidupan jalanan.  Budaya antre di langgar, tertib berkendaraan hanya jargon, jika tidak ada polisi main serobot dan masuk jalur busway. Dan jika memungkinkan kendaraan akan melawan arah untuk memperpendek jarak.  Lalu kapan bisa tertib seperti di negara Jepang, Singapura, Eropa pada umumnya.

jangan salahkan kami jalan di jalan ya?(intisari.grid.id)
jangan salahkan kami jalan di jalan ya?(intisari.grid.id)
Malah kadang yang aneh jika ada pengendara yang amat tertib pada  peraturan lalu lintas dianggap lebay, Sok! Ini Jakarta Bung!"semua harus serba cepat, ngebut sudah menjadi kebiasaan susah dihilangkan. Lalu jika kemudian terjadi kecelakaan hingga menyebabkan  kematian yang disalahkan polisi dan pemerintah."Salah Polisi kenapa bertebaran di mana-mana jadi bikin takut pengendara. Pemerintah sih punya jalan itu-itu saja.Mana banyak jalan protokol yang tidak membolehkan motor masuk. Mana hak asasi pengendara motor!".

Sekarang jalan lebih ruwet ketika ojek online dengan seenaknya memotong jalan, menembus  jalan satu arah dan mangkal seenak jidat di trotoar. Motor bertebaran di mana mana seperti semut yang berpesta karena tercecer gula di situ.Yang mangkelke(bikin kesal) trotoar itu milik siapa sih pejalan kaki, pengendara motor, atau PKL sih? Kadang seringkali saya melihat pejalan kaki melenggang dengan santai di jalan.Ia seperti merdeka  melangkah tanpa berpikir jalan itu milik bersama. Tapi seharusnya pengendara seperti saya juga berpikir seperti pejalan kaki itu. Salah sendiri tidak dikasih pedestrian(trotoar) yang memang seharusnya disediakan untuk kami, tapi telah kalian rampas untuk parkir, mendirikan dagangan dan jalan alternatif ketika jalan raya padat merayap. Sekarang berpikir semua, siapa yang salah hayo?

gagaimana jalannya ini parkir di mana-mana?! (medan.tribunnews.com)
gagaimana jalannya ini parkir di mana-mana?! (medan.tribunnews.com)
Pemerintah memang harus tegas untuk membatasi pengendara motor, menertibkan trotoar dan mengembalikan fungsinya sebagai  tempat nyaman pejalan kaki. Tidak usah ada wacana pejalan kaki harus menghormati pengendara motor, atau pengendara  motor harus bisa bersinergi dengan pejalan kaki. Hah ini negara apa sih ini ibu kota atau kota kabupaten sih. Tidak jelas!"

"Sssst, tidak usah protes orang serius sepertimu tidak akan didengar, yang didengar itu orang yang bisa ngelawak dan membanyol seperti Vicky Prasetyo  yang setiap rangkaian katanya seperti ilmiah dan intelek. Orang jujur tidak usah lebay, paling jika terpeleset lidah penjara sudah menantimu. Ssst diam, ini zaman kalabendu. Yang waras tampak gila, yang  gila baru benar dan didengar. "

"Oalaah Le, le, ini  lelakon apa sih aku bingung!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun