Mohon tunggu...
Dwi Astuti Setiawan
Dwi Astuti Setiawan Mohon Tunggu... -

kegilaan adalah bagian dari hidupku, maka menggilalah sebelum kamu benar benar gila dengan keadaan di sekitarmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Baliho Itu Mematikan

11 Mei 2013   19:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:44 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keberadaan baliho di dalam kota besar memang tidak begitu asing lagi. Hampir di setiap sudut kota keberadaanya mengundang penasaran untuk melihat apa isi dari iklan yang ditampangkan. Ada yang berupa alat kecantikan, elektronik, keberadaan gadget, rumah dan segala macam iklan lainya. Namun keberadaan baliho justru memperburuk citra kota. Membuat pandangan semrawut dan sangat tidak terorganisir. Inilah salah stu penyebab kenapa keberadaan baliho itu sangat mematikan, walaupun baliho itu sendiri hanya terdiam dengan wajah wajah tersenyum atau keberadaan diskon produk tertentu.

Hal lain yang, kenapa baliho itu mematikan tentu berkolerasi dengan keberadaanya.tidak jarnag baliho itu dipasang dipinggir jalan. Baik jalanan kampung, jalan utama atau raya bahkan keberadaanya dalam jalan protokol sampai gang gang sempit perkotaan. Tentu implikasinya adalah pengguna jalan yang sering melihat keberadaan baliho. Karena tujuan utama seorang penyedia papan iklan adalah target utama iklan merupakan pengguna jalan yaitu dari pengguna sepeda onthel sampai armada angkutan.

Dengan demikian, ada pengaruh yang menjadikan baliho itu mematikan. Dimana tujuan utama baliha bersasaran pengguna jalan, maka mau tidak mau si pengguna jalan akan melihat dan dipaksa untuk melihat keberadaan baliho. Sehingga ancaman terjadinya kecelakaan lalulintas akan timbul.

Pertama, keberadaan baliho akan mengubah konsentrasi berkendara dimanapun kita berada. Karena keberadaannya yang sangat banyak dan beraneka macam tentu mengundang daya tarik tersendiri. Ini memang sengataja dibuat oleh sang penyedia jasa advertising sebagai alat untuk memperoleh pasar. Design dan warna sangat bervareasi dan mengundang kekaguman tersendiri. Apalagi isi yang ada. Seperti keberadaan diskon, adanya gagdet terbaru dan acara acara yang booming dalam waktu tersebut. Tambah lagi keberadaan model yang rupawan tentu akan menambah terpicunya pengelihatan pengendara untuk sejenak melihat keberadaanya. Walaupun hanya sekilas atau setengah detikpun pengendara melihat baliho tersebut, tentu konsentrasi berkendara akan buyar. Sehingga ada kemungkinan pengelihatan tidak fokus pada arah dan jalan didepan.

Kedua, keberadaan baliho yang sangat banyak, mengubah wajah kota menjadi semrawut dan tanda tanda lalulintas tertutupi. Sebagi contohnya adalah tanda berhenti dan larangan parkir. Ini sering kali terabaikan oleh pengguna jalan. Tambah lagi, saat berhenti dilampu merah, pasti ada papan papan besar memenuhi disekitar perempatan atau simpangan. Sering kali pengguna keasikan membaca informasi yang tertera dan lalai bahwa mereka sedang berkendara. Akhirnya pada saat tanda berubah pengendara akan keburu buru dan tidak dalam kondisi maksimal. Tentu ada kemungkinan lagi kelalaian, mungkin kendara dalam kondisi netral atau justru dalam top gear. Ini nanti akan berakibat pada pengendara yang dibelakanganya untuk menubruk depanya sehingga ada kemungkinan juga terjadi kecelakaan.

Ketiga adalah keberadaan baliho itu sendiri tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. Sebagai contohnya adalah keberadaan baliho yang memotong jalan dan berada tepat ditengah jalan. Tambahlagi berkenaan dengan konstruksi baliho yang masih tidak sesuai standar. Standar operasional pengadaan dan pembuatan baliho itu adalah adanya besi baja yang menopang berdiameter 30 cm dengan ketebalan 1-2cm dengan pengukuran tinggi tesendiri. Nah, kebanyakan dari konsttruksi sering dibawah standar, mereka cenderung menggunakan profit oriented dengan mengenyampingkan keselamatan dari pengguna jalan sendiri. Adapun terjadinya baliho rubuh karena angin besar, maka kebnyakan mereka akan berdalih adanya bencana alam bila terjadi kerusakan dan adanya korban. Padahal perlu kita sadari, keberadaan baliho yang sesuai standar tidak akan mungkin roboh karena adanya angin kencang karena kedalaman tanam sebuah baliho melebihi 1/3 dari tinggi baliho itu sendiri. Kemungkina baliho itu tumbang adalah terjadinya keretakan tanah akibat gempa bumi.


Inilah yang perlu diwaspadai. Baik bagi pengguna jalan harus tetap berada dalam keadaan fokus dalam berkendara dan bagi pemilik jasa advertising dengan media baliho harus memperhatikan standar operasional pembutan baliho. Agar terciptanya kenyamanan dan keselamtan bagi sesama pengguna jalan dan bagianya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun