Mohon tunggu...
Dwi Anita Ainur Rohmah
Dwi Anita Ainur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - ada

cintai cara hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Vaksin

25 Oktober 2021   12:02 Diperbarui: 25 Oktober 2021   12:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

     Suatu hari saya mengantarkan ibu saya untuk vaksin di Puskesmas. Tapi saya tidak berniat untuk ikut vaksin karena vaksin tersebut hanya dikhususkan untuk usia 40 keatas. Saya dan ibu saya berniat untuk berangkat dari rumah sekitar jam 10 siang sampai pekerjaan rumah sudah selesai semua. 

Kebetulan saudara saya bekerja sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas tersebut, katanya sudah lumayan ramai di Puskesmas. Ia menyarankan beragkat secepatnya agar tidak mendapat nomor antrian yang panjang. Maka dari itu saya dan ibu saya langsung bersiap-siap berangkat karena takut antrian terlalu panjang dan kehabisan vaksinnya. 

Sesampainya di Puskesmas ternyata benar sudah banyak orang yang mengantri, tetapi vaksinnya masih sisa banyak karena banyak orang yang tidak datang ke Puskesmas mereka tidak terlalu mementingkan vaksin, Mereka hanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Nah disitu petugas dan kebetulan saudara saya sendiri menyarankan daripada sisa vaksinnya mendingan saya ikut vaksin sekalian karena kita sebagai mahasiswa atau pelajar suatu saat pasti membutuhkannya dan untuk melindungi diri sendiri dan orang disekitar kita. 

Awalnya saya tidak mau, masih ragu karena medengar berita simpang siur yang katanya vaksin bisa mengakibatkan kematian, efek samping yang tinggi dan banyak lagi. Disitu banyak orang termasuk ibu saya meyakinkan untuk ikut vaksin. Lalu saya setuju untuk di vaksin.

     Sebelum proses vaksin berlangsung, petugas mengukur (tensi) darah saya terlebih dahulu, mengecek suhu, dan ditanya apakah mempunyai riwayat alergi obat atau penyakit yang serius seperti sesak, jantung. Setelah dicek dan alhamdulillah normal semuannya, saya pindah ruangan untuk disuntik vaksin. Petugas menunjukkan vaksin masih tersegel dan mengajak saya untuk berbicara. Lalu akhirnya petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 ke lengan saya. 

Awalnya saya tidak merasakan apa-apa hanya nyeri seperti suntikan pada umumnya dan tidak ada bengkak atau kemerahan. Saya disuruh menunggu diruangan yang sama, saya fikir hanya tunggu kartu vaksin untuk vaksin kedua dan fikiran saya mungkin nggak lama soalnya hanya menulis nama dan jadwal vaksinisasi kedua. 30 menit kemudian saya dipanggil dan ditanya apakah ada rasa pusing dan agak panas. Saya menjawab tidak karena memang tidak ada tanda-tanda tersebut hanya saja keluhannya nyeri.

 Kata petugasnya memang agak nyeri sedikit nanti beberapa hari sudah hilang, kemudian petugas memberikan edukasi soal jadwal vaksin kedua yaitu 14 hari setelah hari itu dan divaksin di Puskesmas yang sama. Saya diminta untuk menunggu selama 30 menit ternyata untuk observasi gejala setelah vaksin dan apakah ada efek samping yang serius setelah di vaksin.

     Setelah 2 mingggu vaksin pertama, sudah waktunya untuk vaksin yang kedua. Ternyata lebih nyeri vaksin kedua daripada yang pertama dan setelah di vaksin itu rasanya ngantuk sekali. Tetapi kata petugasnya efek vaksin yang kedua ini memang seperti itu. Jadi setelah vaksin ini saya merasa sangat aman dan tidak merasa was-was untuk keluarga saya juga seisi rumah sudah vaksin semua jadi tidak ada yang dikhawatirkan. 

Tetapi meskipun sudah vaksin semua keluarga saya tetap berhati-hati karena vaksin tidak menjamin kita tidak terkena covid-19. Manfaaat vasksin sendiri bagi saya terutama untuk mahasiswa bukan hanya sekedar dibutuhkan kartunya saja melaikan untuk mencegah terkena atau mengalami gejala Covid-19 yang berat, melindungi orang lain, menghentikan penyebaran Covid-19, dan masih banyak lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun