Mohon tunggu...
Dwi Anggarani
Dwi Anggarani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu rumah tangga

-

Selanjutnya

Tutup

Money

Kering Kentang Krenyez-krenyez yang Semakin "Kreennyyeezz"

12 Juli 2018   19:25 Diperbarui: 12 Juli 2018   20:04 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berwirausaha di rumah  merupakan merupakan pilihan yang sangat tepat bagi ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Bunulrejo Kota Malang. Dengan insting bisnis yang baik dan kecermatan dalam mengamati peluang bisnis, usaha kering kentang milik ibu ibu ini memiliki prospek yang bagus. Cita rasa yang enak, gurih, pedas, manis ternyata  diminati semua kalangan dan tidak mengenal musim. .

Usaha kering kentang dengan kreatifitas rasa ini terletak di  Jalan Membramo Kelurahan Bunulrejo Kota Malang, yang dikoordinir oleh Ibu Sisilia Ivoni Hartati. Bu Nik, begitu panggilan akrabnya. Konsumen mengenal produk  kering kentang ini dengan merk "Krenyezz Krenyezz."

 Ketelatenan, ketangguhan dan kesabaran sangat diperlukan ketika kita berwirausaha.  Pasang surutnya permintaan dan tidak stabilnya harga bahan baku bukan menjadi kendala bagi mereka. Ibu yang sangat ramah ini bercerita bahwa proses produksi dilakukan secara manual dan membutuhkan ketelatenan serta waktu yang cukup lama. 

Cita rasa yang enak, gurih, sedikit pedas dan  manis menjadi ciri utama kering kentang "Krenyezz Krenyezz" yang membedakan dengan produk kering kentang yang lain.  "Kata konsumen rasanya mak nyuus, enak, gurih, tapi sayang masih ada sisa minyak yang melekat pada produk." Sisa minyak yang melekat pada produk ini berdampak pada tampilan produk yang agak berminyak, kurang kering dan menjadikan produk  tidak  bisa tahan lebih lama, mudah tengik dan mlempem. Karena ada kendala seperti ini, Bu Nik dan teman temannya tidak berani memproduksi dalam jumlah yang banyak

Meski area pemasaran terbesar adalah di wilayah Kota Malang dan sekitarnya, tidak jarang pemesanan berasal dari luar kota. “Saya sering kepikiran apabila mengirim ke luar kota karena kemasan yang saya gunakan hanya menggunakan plastik kembung yang bisa direkatkan, khawatir terbuka selama proses pengiriman.” “Memang kemasan tampak bagus, tetapi tidak aman, selain itu harga per unitnya juga mahal.” kata Bu Nik. Dan hal ini tentunya akan berdampak pada harga pokok produksi yang tinggi sehingga keuntungan yang diperoleh juga lebih kecil.

Seperti halnya UMKM pada umumnya ketidakstabilan harga bahan baku, ketidak pahaman tentang biaya produksi, tercampurnya dana usaha dengan kebutuhan pribadi menjadikan ketidakpahaman mereka dalam menentukan harga jual yang tepat.  Harga per pak kering kentang “Krenyezz Krenyezz” sebesar Rp 22.000,00 sangat jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pesaing dengan berat yang sama di pasar sebesar Rp 28.000,00. “Meski lebih murah dan lebih enak saya dan teman teman tidak berani memproduksi dalam jumlah besar karena belum mendapat PIRT.” “Saya  juga kesulitan menentukan harga jual yang pas, karena harga bahan baku kentang sering naik turun,” kata Bu Nik dengan nada sedikit menurun.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi UMKM tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Widyagama Malang bekerjasama dengan DPRM Kemenristek Dikti sejak bulan Maret 2018  telah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dan ikut terlibat membantu permasalahan yang ada. Tim ini diketuai oleh Dwi Anggarani dan Sopanah sebagai anggota. Bersama-sama dengan mitra, tim ini berupaya memberikan solusi terhadap permasahan yang ada. Berdasarkan hasil analisis dan diskusi dengan Bu Nik dan teman temannya maka solusi yang harus dilakukan adalah merancang alat peniris minyak (spinner) untuk mengatasi sisa minyak pada produk akhir,  serta merancang alat pengemas yang baik dan kuat dengan menggunakan ban berjalan atau  continous sealer.

Dokpri
Dokpri
Alat/mesin spinner yang telah dirancang tersebut mampu melakukan proses penirisan minyak dengan spesifikasi : bahan stailes, ketebalan 0,8, kapasitas 3,5 liter. Sedangkan alat pengemas dirancang dengan menggunakan ban berjalan (continous sealer) dengan spesifikasi : power 600 W, maksimum muatan 5 kg. 

Suhu dan kecepatan alat ini bisa disesuaikan dengan media kemasan (ketebalan plastik) yang ada. Dengan tersedianya kedua alat tersebut diharapkan kualitas produksi menjadi lebih baik, serta tahan lama. Dan dengan pengemasan yang baik, maka kualitas produk jugalebih bisa terjaga.  Selain itu ditambahkan pula dua unit kompor gas  beserta kelengkapannya dan dua buah wajan (penggorengan) untuk mempercepat proses produksi serta untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam kepengurusan PIRT.  Naaah..kering kentang "Krenyezz Krenyezz" pasti makin  top "Kreennyyeezzz Kreennyyeezzz" nya.

Pada tanggal 11 Juli 2018, Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Widyagama Malang yang terdiri dari Dwi Anggarani, Sopanah, Muchlis H. Mas'ud dan Endah Puspitosarie juga telah melaksanakan kegiatan pelatihan yang terkait dengan pencatatan akuntansi sederhana dan pemasaran. Dengan adanya pelatihan ini ibu ibu peserta pelatihan pada akhirnya bisa menentukan harga jual yang tepat bagi produk produk yang mereka jual, trik trik khusus supaya dana usaha tidak tercampur dengan dana pribadi, serta strategi pemasaran yang baik sehingga tidak tertinggal atau kalah dengan pesaing.

Sukses PKM 2018_DPRM Kemenristek DiktiDokpri
Sukses PKM 2018_DPRM Kemenristek DiktiDokpri
Sukses PKM 2018_DPRM Kemenristek Dikti, Sukses Universitas Widyagama Malang, Sukses Kering Kentang “Krenyezz Krenyezz”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun