Februari adalah bulan kasih sayang, kata orang. Mungkin, Februari 2020 adalah bulan kasih sayang yang meninggalkan kenangan menyesakkan bagi Bunga Citra Lestari. Bagaimana tidak, belahan jiwanya Ashraf Sinclair berpulang secara mendadak. Kematian selalu menjadi pengingat bahwa seberapa powerfulnya seseorang, seberapa rupawan dan hartawan seberapa pandai dan karir menjulang kelak kita semua pasti berpulang.
Kepergian Ashraf meninggalkan kenangan penuh hikmah, berikut beberapa di antaranya:
1. Sosok family man
Ashraf dikenal sebagai ayah dan suami yang baik, family man. Akun instagramnya sering mempertotonkan kebersamaan mereka bertiga. Kehidupan rumah tangga Ashraf dan BCL juga minim gosip. Entah karena mereka pandai menyembunyikan masalah atau memang tak pernah menemui masalah besar dalam mengayuh biduk rumah tangga.Â
Senin malam ia masih sempat mengantarkan BCL yang bertugas sebagai salah satu juri Indonesian Idol. Sebagaimana kesaksian Daniel Mananta yang sempat berpapasan dengannya ketika menuju studio salah satu televisi swasta. Ashraf tampak sehat dan ceria. Menyapa dengan ramah seperti biasa.
Usai pemakaman, Noah terus menangis dan tak mau meninggalkan makam ayahnya..pertanda ia sangat sayang kepada mendiang.
Kita, sudahkah memperlakukan anak dan pasangan hidup kita dengan baik?
2. Penyantun anak yatim
Tanpa banyak publikasi  ternyata Ashraf adalah donatur tetap di sebuah panti asuhan. Bahkan menurut ketua yayasan, Ashraf sering datang di malam hari membagikan rezeki mesti ketua yayasan tak hadir untuk menyambut dan menemuinya. Ashraf juga ramah dan mengajak anak-anak panti berkomunikasi.Â
Bukan sekadar menjadi donatur yang menyisihkan harta, tetapi meluangkan waktu untuk bertegur sapa, secara rutin dan berkala pula. Dia sadar benar bahwa berbuat kebaikan adalah bekal menjemput kematian
Kita, sudah menyiapkan apa untuk bekal mati?
Hanung bercerita bahwa sejatinya, di hari Selasa 18 Februari 2020 ia sudah berjanji bertemu Ashraf untuk membicarakan proyek film baru dan Ashraf adalah salah satu pemain utamanya. Jam 2 dini hari Hanung baru selesai mengirimi Ashraf email berisi berkas-berkas berkaitan dengan proyek film tersebut dan keduanya berjanji untuk bertemu dan membicarakannya lebih lanjut pada hari Selasa, hari kematian menjemput Ashraf secara tiba-tiba.
Maut, tak menunggu kita menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Tak ada yang bisa memajukan atau memundurkan sang waktu.
4. Pernah hidup susah
Dalam suatu acara talk show, Ashraf pernah bercerita tentang kisah hidupnya. Ia pernah hidup susah, bekerja sebagai pelayan restoran 13 jam sehari. Hanya memiliki sekantung uang receh untuk biaya hidup. Ketika bergelimang harta ia tak lupa membantu kaum dhuafa.