Belajar sabar dan ikhlas dari pohon kelapa.
jika di ibaratkan seperti pohon kelapa yang tinggi, untuk mengambil buahnya, kebanyakan dengan cara di panjat,setelah kelapa di petik dari tangkainya apakah kelapa itu di bawa turun oleh sang pemetik kelapa itu? Tidak, kebanyakan di jatuhkan langsung dari atas pohonnya, apa jadinya kalau kita yang di jatuhkan dari pohon kelapa yang tingginya rata-rata 7-9 meter.
Setelah kelapa jatuh ke tanah, kemudian kulit kelapa tersebut di kupas dengan cara 'di slumbat', setelah kulit terkupas semua, masih ada tempurung yang keras dan untuk membukanya harus dengan cara di pukul dengan benda keras pula, baru bisa terbuka tempurungnya, dan terlihatlah isi kelapa tersebut. Supaya kelapa bisa digunakan, maka harus memisahkan kelapa dari tempurungnya, dengan cara di congel, setelah itu. di kupas bagian kulit yang hitam, di parut menjadi bagian yang kecil-kecil, di siram pakai air, dan yang terahir di peras, sehingga  menjadi santan kelapa.
Ketika santan itu di rebus, di kasih gula, di campur dengan pisang, maka jadilah kolak pisang.
Kita bisa belajar tentang sabar dan iklas dari kelapa, sabar dengan peristiwa di jatuhkan dari pohonnya,dikupas kulitnya, di benturkan tempurungnya, di congkel, di parut, di peras, di rebus, setelah di campur dengan gula dan pisang, berubahlah menjadi kolak pisang, dia pun ikhlas tanpa sedikitpun menyebut kata kelapa.