Waktu pencoblosan sudah sangat mepet, program pencitraan para Caleg hampir berakhir. Secara KPU, mulai DCT 23 September 2018 lalu Caleg sudah boleh tebar pesona,. sosialisasi program dan pasang APK.Â
Namun untuk kampanye terbuka atau konvoi di jalan umum baru distart tanggal 23 Maret hingga 13 April. Artinya perang terbuka antar Caleg sebenarnya belum digelar, selama ini Caleg diberi kesempatan untuk populer dulu dengan berbagai aksi ke masyarakat yang katanya untuk merebut hati rakyat.
Banyak Caleg pemula. yang jor joran biaya di awal pemasangan APK., dan sekarang APK nya sudah pada rusak , hilang dan entah kemana, caleg tersebut sepertinya gak peduli atau malah menghilang. Saya mendengar beberapa diantara mereka sudah megap megap karena biaya sudah habis di depan, Padahal kemarin baru perang gerilya, perang terbuka baru digelar mulaii 23 Maret 2019 tapi mereka sudah ngos-ngosan,.
Banyak yang sudah "menyerah" karena kehabisan logistik di perang gerilya, masih ada 3 perang yang dilewati yakni serangan udara (iklan), serangan darat (adu aks) dan serangan fajar (adu amplop) hehehe.
Kalau sehari dapat 10 orang berarti dalam 3 bulan baru dapat 90 tangan artinya mainmu kurang jauh dan ngopimu kurang banyak. Proses ini tujuan Populer, Disini APK berupa stiker, kalender, visi mis dan program mulai dibagi.
Proses kedua 3 bulan (23 Desember -23 Maret) adu program nyata, sebagai aksi konkret ke masyarakat misalnya dengan bakti sosial, pengobatan massal, fogging,. pasar murah yang memang langsung mengena ke masyarakat, proses inii disebut aksi nyata, disinilah logistik Caleg harus kuat, biayanya besar, mau berapa kuat Caleg menanggungnya? Proses ini tujuannya disukai masyarakat. APK luar ruang bisa mulai dipasang,
Prose ketiga adalah closing, daerah yang sudah digarap diclosing , tujuannya untuk meraih elektabilistas, dalam waktu 3 minggu warga harsu diarahkan untuk mencoblosnya,. Tidak perklu lagi mencari lahan lain, karena selama 6 bulan daerah tersebut kalau warganya solid sudah bisa memenuhi elektabil;itas. Disini APK dibagi, simulasi pencoblosan diterapkan dan setiap TPS sudah ada saksi yang solid.Â
Dengan asumsi anggota DPRD kab Bogor minimal 5000 suara. maka dengan menggarap 2 desa saja, jika solid dengan masing-masing desa menyumbang 2500 suara maka diperlukan kemenangan di 100 TPS dengan asumsi per TPS mendapat 50 suara.
H. Dudun Parwanto, caleg DPRD Kab Bogor