Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Bully Koulibaly, "Stop Rasialis"

28 Desember 2018   07:17 Diperbarui: 28 Desember 2018   07:27 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


JANGAN BULLY KOULIBALY
(Rasialis itu Melawan Tuhan)

Koulibaly, seorang pemain berdarah Muslim Afrika berkulit legam, tak bisa membendung emosi. Bek superior dari Napoli itu sepanjang pertandingan diteriaki dan diejek dengan suara suara monyet oleh fans Inter Milan. Atmosfer stadion Milan itu penuh dengan aksi kebencian rasialis oleh suporter Inter. 

Bahkan pelatih Napoli, minta agar pertandingan distop karena penonton sudah sakit. Tapi panitia pertandingan hanya mengundur waktu saja. Meski panitia melalui pengeras suara sudah meminta suporter berhenti bersikap rasis, tapi permintaan itu tak digubris penonton.

Apa yang terjadi di liga Italia, adalah cermin bahwa sikap rasis itu bisa ada dimana saja. Tak hanya di negara PIzza yang mungkin agak intelek, di Indonesia pun sikap sikap rasis masih terang-terangan dipertontonkan, bahkan secara kasat mata merajalela di sosial media. 

Rasis merupakan bagian dari isu sensitif SARA masih menjadi strategi jitu dalam menyerang lawan dengan cara paling keras, isu sensitif ini akan semakin memanas seiring dengan hadirnya Pemilu 2019 mendatang.

Sikap rasis, adalah sikap permusuhan terhadap ras atau suku bangsa tertentu. Sikap yang merendahkan golongan lain yang berbeda dan bahkan menghinakannya dengan menyamakan dengan binatang. Ini karena mereka merasa warna kulit mereka lebih bagus dan bersih sedangkan yang lain dianggap jelek dan kotor.

Sikap rasis adalah sikap melawan kehendak Tuhan, karena kita tidak bisa dilahirkan untuk memlih apakah berkulit putih, kuning, coklat atau hitam. Dan Tuhan sudah jelaskan dalam Kitab Suci, bahwa perbedaan yang diciptakan Nya adalah sebuah rahmat karena dengan berbeda kita bisa saling mengenal saling menghomati dan menghargai.

Rasisme adalah sikap permusuhan tidak hanya pada manusia secara personal tapi pada kehidupan dan pencipta Kehidupan itu sendiri. Maka di tahun politik 2019 ini, sebaiknya singkirkan rasisme dan politik,identitas dengan tidak menyerang yang lain dengan SARA. Isu ini sangat sensitif dan bisa merusak persatuan bangsa sehingga aturan hukum pun harus tegas bagi siapa yang melakukannya. Itu baru hukuman manusia, belum hukuman dari langit bagi orang yang mengimaninya.

caleg-sang-waktu-5c256baac112fe4df601e4b9.jpg
caleg-sang-waktu-5c256baac112fe4df601e4b9.jpg

H. Dudun Parwanto, Caleg DPRD Kab Bogor Dapil 2 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun