Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Genderuwo Politik , Realitas atau Fiksi?

12 November 2018   06:41 Diperbarui: 12 November 2018   07:31 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Dokpri

Presiden Jokowi kembali membuat geger, setelah sebelumnya melontarkan pernyataan mengenai Politik Sontoloyo, meski di lain hari ia menyesal mengeluarkan kata-kata itu karena saking emosionalnya di hari berikutnya. Kini lagi-lagi pernyataannya tentang politik genderuwo membuat heboh suasana blantika politik nasional.

Jokowi mengatakan para politikus genderuwo adalah mereka yang melakukan kegiatan politik dengan cara menakut-nakuti orang. Mereka hadir dengan membuat pernyataan dan aktifitas yang meresahkan masyarakat sehingga terjadi kegaduhan di masyarakat, Cara-cara yang dimaksud mungkin menciptakan sesuatu baik nyata atau hoax untuk membuat suasana negeri menjadi ngeri.

Sebagai orang Jawa, saya paham bahwa genderuwo adalah hantu yang bisa menjelma menjadi manusia dengan tujuan membuat takut. Biasanya orang tua menggunakan istilah ini untuk menakuti anaknya terutama menjelang malam. "Awas kalau keluyuran malam nanti digondhol (diculik) genderuwo". Mitologi ini sebenarnya hanya ilusi untuk membuat anak takut keluar malam dan sebagainya.

Genderuwa dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan kontak langsung dengan manusia Berbagai legenda menyebutkan bahwa genderuwa dapat mengubah penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seorang manusia untuk menggoda sesama manusia. Genderuwa dipercaya sebagai sosok makhluk yang iseng dan cabul karena kegemarannya menggoda manusia terutama kaum perempuan dan anak-anak. Genderuwa kadang senang menepuk pantat perempuan, mengelus tubuh perempuan ketika sedang tidur, bahkan sampai memindahkan pakaian dalam perempuan ke orang lain.

Kadang genderuwa muncul dalam wujud makhluk kecil berbulu yang bisa tumbuh membesar dalam sekejap, genderuwa juga gemar melempari rumah orang dengan batu kerikil di malam hari. Salah satu kegemaran genderuwa yang paling utama adalah menggoda istri-istri kesepian yang ditinggal suami atau para janda, bahkan kadang genderuwa bisa sampai melakukan hubungan seksual dengan mereka. Dipercaya bahwa benih daripada genderuwa dapat menyebabkan seorang wanita menjadi hamil  dan memiliki keturunan dari genderuwa.

Genderuwo Politik

Di musim kampanye ini, genderuwo hadir bukan sebagai sosok hantu yang menakutkan, tapi filosofi genderuwo adalah menakut-nakuti orang dalat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk. Mereka adalah politikus yang membuat drama-drama dan opini opini miring yang kadang tak logis untuk menyerang lawan politiknya.

Mereka menggoreng isu-isu murahan untuk membuat resah di masyarakat, menyebarkan berita bohong atau hoax agar rakyat gaduh dan menciptakan drama drama keributan untuk meraih simpati masyarakat, Para politisi menggunakan cara caera yang diluar akal sehat agar tercipta kondisi yang mencekam.

Dalam era milenial ini genderuwo bisa berbentuk penyebaran isu yang tuidak jelaas melalu media sosial, mereka memanfaatkan jaringan militansi untuk terus memupuk rasa benci di kalangan masyarakat. Setiap itu meski hanya candaan seremeh apapun akan dijadikan peluru untuk menyerang musuh politiknya dengan segala cara.

Genderuwo politik, adalah mereka yang lebih sibuk mencari kelemahan musuhnya ketimbang membuat karya nyata untuk bangsa. Mereka tidak punya waktu untuk memperbaiki diri karena waktunya terkuras untuk mencari kesalahan orang. Tujuannya untuk membuat persepsi yang tidak baik musuhnya di mata masyarakat,Nah kita sebagai rakyat jangan mudah percaya pada berita yang disampaikan genderuwo politik, jangan terlalu militan dan membela seseorang sehingga yang lain salah, dan jangan gampang memviralkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya, jangan karena satu kubu maka kita ikut ikutan membela yang salah dan membenci yang benar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun