Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pikiran Kita Tidak Sama, tapi Kita Sama-sama Berpikir

29 Mei 2018   22:55 Diperbarui: 29 Mei 2018   23:45 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Kita belum biasa berbeda

Masyarakat terhenyak, manakala akan menyaksikan kehadiran bulan yang dirindukan umat Islam, tapi tergores oleh luka, ya luka yang begitu dalam. Goresan itu semakin menyayat-nyayat hati manakala anak-anak kecil tak berdosa diajak melakukan perbuatan yang tercela. Rentetan bom bunuh diri di Surabaya dan sekitarnya yang dilakukan oleh satu keluarga adalah sebuah aksi amoral. Perbuatan yang jauh dari nilai agama, kemanusiaan dan peradaban.
Entah pikiran macam apa yang ada dalam benak para pelaku teror. Doktrin apa sih yang membuat mereka berbuat nekat. Untuk mencerna dengan akal sehat pun saya tak mampu. Dengan nurani apalagi, ini jelas bertentangan dengan prinsip ketuhanan dan kemanusiaan. Apalagi Islam, yang artinya selamat, dan memberi keselamatan atau rahmat bagi seluruh alam. Jelas perbuatan itu bertolak belakang dengan nilai Islam.
Dan kenapa yang disasar adalah mereka yang berbeda. Berbeda keyakinan, suku, politik atau apapun. Bukankah jelas jelas Tuhan mengatakan dalam Al Quran , kita diciptakan berbeda-beda itu untuk saling mengenal, saling memahami, saling bergotong royong untuk bersatu bukan berseteru. membangun peradapan kebaikan bukan untuk saling bermusuhan dan menebar kebencian. Apalagi bangsa Indonesia didirikan diatas pondasi perbedaan yang sangat banyak. Mulai dari suku, agama, bahasa, golongan indonesai menjadi bangsa heterogen terbesar di dunia. Para pendiri bangsa sudah sepakat menyatukan perbedaan itu ke dalam rumah besar bernama NKRI. Akankah bangunan yang sudah kokoh ini akan kita robohkan dengan menyulut api permusuhan terhadap mereka yang berbeda dengan kita. Dunia medsos apalagi, sikap nyinyir dan sinis terasa sekali. Apa yang dianggap berbeda baik pemhaman, politik dan sebagainya dikomentari dengan hal-hal negatif. Sebuah sikap kepo yang tidak pada tempatnya. Mestinya kita pahami dulu, tidak semua orang itu sama dan tidak semua orang harus sesuai dengan kita. Sehingga kita menyikapi perbedaan itu dengan wajar saja. #Belajarmenunduk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun