Mohon tunggu...
De ShilaSyailinda
De ShilaSyailinda Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Anggrek Langka dengan Teknologi DNA Barcoding

23 Juni 2025   20:13 Diperbarui: 23 Juni 2025   20:23 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa jenis anggrek asli Papua  (https://bbksda-papuabarat.com/)

Oleh: Cheryl Dwi Nur Zahra, De Shila Syailinda Maulida, dan Lastri Leonita

Kenapa Harus Anggrek?

Anggrek memiliki jenis beragam dan tersebar di seluruh dunia dengan nilai ekonomi yang tinggi serta kaya akan manfaat. Meskipun anggrek memiliki banyak manfaat dan merupakan anggota dari tanaman obat-obatan herbal, kosmetik, perasa dan wewangian anggrek sering kali diabaikan para pedagang maupun peneliti karena kurangnya metode penyerbukan dan kondisi iklim yang tidak mendukung. (Kayalvizhi et al., 2020). Selain itu, penggundulan hutan serta pemanenan anggrek secara ilegal menjadi ancaman serius terhadap kelangsungan hidup anggrek yang terancam punah. Maka dari itu diperlukan identifikasi spesies yang terancam punah diperlukan  untuk perencanaan dan pengelolaan metode konservasi in situ dan ex situ. (Bhutia et al., 2023).

DNA Barcoding: Teknologi Identifikasi

DNA barcoding adalah metode untuk mengenali spesies berdasarkan urutan DNA pendek yang khas dan spesifik. Teknik ini berfungsi seperti "kode batang" di supermarket setiap spesies punya pola DNA yang bisa dipindai.

Teknologi barcode DNA dikembangkan untuk identifikasi spesies anggrek dengan cepat dan akurat untuk mempercepat konservasi dan komersialisasi  anggrek endemik dan langka. Berbagai eksperimen juga telah dilakukan untuk mengidentifikasi gen-gen yang spesifik dan daerah genom yang dapat berfungsi sebagai barcode DNA. Kelompok kerja Konsorsium untuk Barcode Kehidupan telah mengusulkan gen plasmid seperti rbcL dan matK sebagai kode batang universal untuk tanaman darat, selain penanda  plasmid, gen plastida yang dikonversi seperti  accD, ndhJ, rpoB, rpoC1, dan ycf5; daerah spacer intergenik plastida trnHpsbA, atpFatpH dan psbKpsbl; dan daerah spacer transkrip internal ribosom nuklir: ITS (ITS1+5.8S+ITS2), ITS1, and ITS2 juga ditemukan sebagai daerah barcode DNA untuk identifikasi tanaman. 

Riset di India: Menyelamatkan Anggrek dengan Genetika

Penelitian oleh Srivastava (2020) mengumpulkan 62 sampel anggrek dari 35 spesies berbeda, tersebar di wilayah: Kerala, Karnataka, Maharashtra,  Assam, Nagaland; dan Tamilnadu. Sampel lapangan diidentifikasi oleh Dr. K. Sashidhar, Presiden "The Orchid Society of Karnataka" (TOSKAR), berdasarkan karakter reproduktif dan vegetatif. Spesimen selanjutnya dibuat herbarium diawetkan di Departemen Mikrobiologi dan Bioteknologi Universitas Bangalore, Bengaluru, India. 

Metodologi Lengkap

Metode
Metode
Metode 
Metode 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun