Mohon tunggu...
Daniel AgungNugroho
Daniel AgungNugroho Mohon Tunggu... Musisi - Komposer kata

Instruktur drum,keyboard,dan vokal yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Aku yang Tanpa Senjata atau Seluruh Bala Tentaraku?

8 Juni 2019   00:00 Diperbarui: 8 Juni 2019   00:07 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 Para Pencari Tuhan Dan Pencari Berkat Tuhan.

Saya rasa di Dunia hanya akan ada selalu dua golongan manusia. Golongan yang mengutamakan "Berkat Tuhan" dan yang mengutamakan "Tuhan" itu sendiri. "Berkat Tuhan" selalu berhubungan dengan kekayaan materi dan kekuasaan yang bisa dicapai seseorang dalam hidupnya. Kadang  golongan pencari "Berkat Tuhan" akan melakukan segala cara supaya mereka bisa memuaskan dahaga duniawi mereka yang tak pernah padam. Sedangkan "TUHAN" berhubungan dengan kemampuan melihat dampak buruk  dan akibat yang muncul dari tindakan yang diambil untuk mendapat berkat,apakah itu akan berdampak merusak atau tidak.dengan demikian para pencari "Tuhan" senantiasa berhati hati dalam berucap maupun bertindak.

Dan bisa kita lihat,seiring perkembangan zaman, golongan pencari "Berkat Tuhan" ini lebih mendominasi masyarakat. Ini bisa dilihat dari banyaknya kasus korupsi,perang, pembunuhan, dan aksi lainnya yang secara hakikat berasal dari keinginan untuk menang sendiri. Bahkan media,baik sosial maupun massa,sengaja dirancang supaya kebanyakan orang hanya peduli soal "Berkat Tuhan" (baca:materialisme).
Lalu mungkinkah sekarang bagi seseorang untuk "mencari Tuhan?"

Jawabannya adalah mungkin. Namun hanya mereka yang memiliki rasa berserah kepada Tuhan lah yang bisa mencari Tuhan. Berserah terhadap kapasitas Gusti yang sungguh amat sangat jauh diatas kapasitas dan logika manusia. Berserah menjadi hal sulit karena ilmu pengetahuan barat secara bawah sadar telah menanamkan filsafat materialisme mekanistik yang membuat kita manusia pemikir dan penganalisa,bukan manusia pasrah atas segala tindakan terbaik yang telah kita lakukan.

Nah kisah mahabharata telah menunjukkan bagaimana dua jenis manusia ini bertindak. Hal ini dilukiskan saat arjuna dan duryudana datang untuk meminta bantuan sebelum perang baratayuda.

Dikisahkan krishna menyayangi kedua kubu,meskipun secara personal Ia lebih condong ke kubu pandhawa karena moral mereka. Maka cara Sang Begawan menilai jenis orang seperti apa arjuna ini sangat lah jenius. Ia menawarkan dua pilihan. Krishna yang tak mau mengangkat senjata atau seluruh pasukan narayani sena yang terkenal paling kuat diseluruh dunia. 

Dan arjuna pun lebih memilih  Krishna meskipun Ia tak mengangkat senjata. Duryudana pun senang bukan kepalang ketika arjuna lebih memilih krishna yang tak mau mengangkat senjata ketimbang seluruh bala tentaraNya. Secara ilmu ekonomi moderen dan materialisme mekanistik barat,seharusnya kurawalah yang memenangkan peperangan. Namun kita tahu,diakhir peperangan pandawalah yang memenangkan peperangan. Karena memang Rancangan Gusti itu bukan rancangan manusia

Jadi untuk saudara saudaraku yang sekarang mungkin mengalami dilema kehidupan misalnya antara mengembangkan karir/bisnis di kota besar dan merawat orang tua, percayalah Tuhan tidak akan membiarkan anaknya yang mau berbakti sendirian. Gusti ora sare.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun