Mohon tunggu...
Daniel AgungNugroho
Daniel AgungNugroho Mohon Tunggu... Musisi - Komposer kata

Instruktur drum,keyboard,dan vokal yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tauladan Bakti Anak Seorang Bhisma

4 Juni 2019   00:00 Diperbarui: 4 Juni 2019   00:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ketika Materialisme sungguh-sungguh masuk kedalam sendi kehidupan masyarakat,nilai nilai luhur yang layaknya selalu dipegang setiap manusia mulai luntur. Salah satunya adalah rasa Bakti dan Cinta terhadap orangtua.

Terdapat beberapa kasus kedurhakaan anak yang terekspos di media massa.kisah seorang anak yang rela menagih utang berbunga kepada ibu kandungnya sebesar 8,1 milyar, serta kisah seorang anak yang rela menuntut ayahnya dipengadilan karena mengharapkan warisan lebih ditambah kisah fariani yang dituntut ketiga anaknya tanah warisan senilai 15 warisan kita adalah sedikit contoh yang tampak dari gejala penyakit matinya nurani(baca:materialistis) di masyarakat kita.

Melihat buruknya sifat sifat anak generasi ini,layaklah kita meneladani seorang Anak yang paling berbakti sepanjang masa. Siapakah dia?dia adalah Dewabrata atau yang lebih dikenal dengan nama bhisma. Lalu apakah keistimewaan Bhisma? Mari kita lihat kisahNya.

Bhisma adalah putra mahkota Dari raja Sentanu dari kerajaan hastinapura serta Dewi Gangga. Apa yang istimewa dari bhisma? Mari simak kisahnya.

Dewi gangga memutuskan untuk meninggalkan raja sentanu karena ia melanggar sumpahnya untuk tidak pernah menanyakan apa yang sang dewi lakukan(pembaca bisa baca kisahnya di internet). Ketika meninggalkan sentanu,sang dewi membawa putra mereka dewabrata untuk mendapatkan gemblengan dari para resi sakti,parasurama(inkarnasi wisnu),serta sanat kumara(putra sulung Dewa Brahma yang terlahir dari pikiran). Sang raja merasa kesepian setelah ditinggal sang Dewi beserta anaknya.Waktupun berlalu dan sang Dewi mengembalikan dewabrata yang berumur 16 tahun kepada raja. Sang raja senang dan membawa putra mahkotanya ke kerajaan.

Suatu saat,ketika raja menyeberang sungai ia terpikat oleh kecantikan serta keharuman dari gadis yang mendayung perahu penyeberangan itu. Nama gadis itu adalah Satyawati. Sang raja ingin meminang gadis itu. "Paduka boleh meminang hamba,asalkan hamba minta restu ayah hamba" balas gadis itu.

Sang rajapun menemui ayah satyawati yang adalah seorang nelayan. Sang nelayan mau memberikan satyawati dengan syarat bahwa kelak anak satyawatilah yang jadi PUTERA MAHKOTA. Raja kaget tetapi ia tidak bisa memenuhi keinginan itu karena ia sangat menyayangi dewabrata. Akhirnya ia pulang ke kerajaan dengan amat sedih.

Setelah pulang,selama beberapa hari ia murung dan tidak mau bercerita pada dewabrata. Ia malu. Sang Anak yang amat mengasihi ayahnya menanyai kusir ayahnya. Sang kusir menceritakan apa yang terjadi. Karena amat mencintai ayahnya,ia pergi menemui nelayan itu.

Sang nelayan mengatakan syaratnya kepada bhisma, dan bhisma setuju jika kelak ia tidak menjadi putra mahkota. Karena ia ingin kekuasaan cucunya langgeng kelak maka ia mengatakan kekhawatirannya kepada bhisma. "Paduka adalah orang yang hebat dan saya tau paduka tidak akan melanggar janji tuan,tapi bagaimana dengan keturunan paduka?siapa yang dapat menjamin mereka tidak akan merebut haknya?" mendengar hal itu, dewabrata mengucapkan sumpah pamungkasnya "Aku berjanji TIDAK AKAN PERNAH MENIKAH dan AKAN SELALU SETIA DENGAN TAHTA HASTINAPURA".Sang nelayan menerima pinangan Bhisma untuk sang raja dan Bhisma membawa Satyawati ke kerajaan.

Sang Raja sangat terharu dengan pengorbanan,cinta,bakti,dan kebesaran hati anaknya. Maka ia menganugerahkan hal yang istimewa kepada Bhisma,ia bisa memilih waktu maut menjemputnya.

Mengapa pengorbanan bhisma bisa dianggap sebagai puncak rasa bakti dan cinta seorang anak terhadap orang tua?pertama,ia rela mengorbankan jabatan dan kekuasaannya sebagai penguasa masa depan hastinapura. Kedua ia rela tidak merasakan kenikmatan ragawi dari pernikahan,hal yang sekarang amat mustahil dilakukan karena bagi kebanyakan masyarakat saat ini tahta,harta dan wanita adalah segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun