Eks Kepala Bappenas yang saat ini menjadi Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro memberikan alert agar Indonesia mewaspadai potensi resesi ekononomi.
Alert yang disampaikan Bambang Brodjonegoro tentu tak bisa disepelekan, karena selain praktisi beliau juga merupakan pakar dalam hitungan-hitungan ekonomi.
Selain pernah menjadi Kepala Bappenas, beliau juga pernah menjadi Wakil Menteri Keuangan & Menteri Keuangan, serta pernah menjadi Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia (UI).
Alert yang diutarakan Bambang Brodjonegoro diutarakan setelah melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus yang lumayan dalam, sebesar minus 5,32 persen.
Selain itu, sektor pariwisata yang pada 2015 menjadi penyumbang devisa nomor empat terbesar juga mengalami kelumpuhan.
Fakta tersebut diungkapnya setelah beberapa waktu lalu beliau mengunjungi Pulau Bali dan merasa miris dengan kelumpuhan dunia pariwisata di Pulau Dewata tersebut.
Tak ketinggalan, Bambang Brodjonegoro juga memprediksi angka kemiskinan Indonesia berdasarkan data BPS yang akan dirilis September mendatang akan mengalami kenaikan yang signifikan. Kenaikan tersebut menurutnya linear dengan perlambatan ekonomi yang dialami Indonesia.
Jika fakta-fakta yang disampaikan ini tidak segera ditemukan formulasinya oleh pemerintah, tidak tertutup kemungkinan kita akan bernasib sama dengan negara-negara yang lebih dulu mengalami resesi.
Bahkan sebagian analisa menyebutkan dampak resesi Indonesia bisa lebih parah karena fundamental ekonomi yang "rapuh".
Dongkrak Investasi & Pariwisata
Dalam pidato Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2021 Beserta Nota Keuangannya di depan Rapat Paripurna DPR RI di Gedung DPR Senayan, Jumat (14/8/2020), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mematok pertumbuhan ekonomi 2021 pada kisaran 4,5-5,5 persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tahun depan bakal dimotori konsumsi domestik dan investasi.