Mohon tunggu...
David.R.H
David.R.H Mohon Tunggu... Lainnya - Berbagi Ilmu dan Pengalaman Hidup

Menulis dikala senggang atau ketiban ide menarik untuk dibagikan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Upaya PT. Sinar Pangan Indonesia dalam Meregenerasi Petani

27 April 2019   21:52 Diperbarui: 27 April 2019   22:10 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi : Pembajakan lahan sawah sebelum ditanam

PT. Sinar Pangan Indonesia (SPI) merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertanian. PT. SPI mendapatkan proyek dari pemerintah Indonesia untuk melakukan budidaya padi skala industri di lahan gambut. 

Proyek ini didanai oleh PBB langsung dan bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG). Lokasi yang dipilih saat ini adalah Desa Talio Hulu, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. 

Lahan yang akan dikerjakan pada proyek ini sebesar 60 hektar. Alasan pemerintah menunjuk PT. SPI adalah karena sebelumnya PT. SPI sudah berhasil melakukan budidaya padi hingga panen di lahan gambut pada Desa Pantik, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Prestasi ini juga yang membuat PT. SPI sempat diundang ke salah satu perusahaan pertanian di Jepang untuk mempresentasikan hasil kinerja dan teknik budidaya yang dilakukan.

Tujuan dilaksanakannya proyek ini adalah untuk memanfaatkan lahan gambut yang tidak terpakai sehingga dapat menghasilkan produk pertanian yang dapat mendukung swasembada pangan di Indonesia. 

Selain itu juga dapat mencegah kekeringan pada saat musim kemarau yang dapat menimbulkan kebakaran. Hal ini dikarenakan lahan gambut banyak mengandung sisa tumbuhan sehingga mudah terbakar dan sulit untuk dideteksi kapan akan terjadi kebakaran. Tujuan lainnya adalah agar dapat melakukan regenerasi petani yang ada di Desa Talio Hulu.

Tugas yang dikerjakan dalam proyek ini adalah budidaya tanaman padi, baik dari pembukaan lahan (land clearing) hingga saat panen nanti. PT. SPI sendiri telah memiliki teknik budidaya padi sendiri, sehingga para petani nantinya akan bekerja sesuai prosedur yang ada. 

Mengingat semua pembiayaan sudah didanai oleh PBB, maka tentunya tidak ada masalah terkait biaya selama pelaksanaan proyek. Namun, terdapat satu masalah yang menghambat dalam pelaksanaan proyek ini, yaitu masalah tenaga kerja. 

Mayoritas penduduk di Desa Talio Hulu berprofesi sebagai penambang emas. Walaupun ada penduduk yang berprofesi sebagai petani padi, namun masih sangat minim sehingga banyak lahan yang tidak dimanfaatkan dengan baik.

Sulitnya budidaya pertanian di lahan gambut menjadi salah satu faktor para penduduk di Desa Talio Hulu enggan untuk bertani. Apalagi, dengan diperketatnya peraturan larangan dalam menggunakan metode bakar pada saat pembukaan lahan membuat para penduduk disini kebingungan pada saat akan melakukan pembukaan lahan baru karena kebiasaan mereka yang selalu menggunakan metode membakar. Pembukaan secara manual akan tidak efektif dilakukan pada lahan gambut karena akan cukup menguras tenaga. Penggunaan alat berat seperti eksavator atau bulldozer juga sulit untuk dimanfaatkan karena biaya sewa yang cukup mahal.

Tantangan terbesar di pertanian kini bukan lagi pada iklim maupun cuaca melainkan pada tenaga kerja. Banyak masyarakat Indonesia zaman sekarang yang sudah enggan untuk bertani terutama para generasi muda. Masih banyak masyarakat di Indonesia yang berpikiran bahwa menjadi petani akan miskin karena kerjaan yang berat dengan penghasilan yang tak seberapa. 

Padahal, usaha di bidang pertanian kini sudah sangat menjanjikan karena kemajuan teknologi yang sudah semakin berkembang di Indonesia. Pertanian tak hanya dapat diterapkan di pedesaan, tetapi juga di perkotaan. Lahan yang sempit dan terbatas kini tak lagi menjadi suatu masalah jika ingin melakukan usaha di bidang pertanian. Contoh jenis usaha di bidang pertanian yang dapat dilakukan di perkotaan adalah budidaya tanaman hidroponik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun