Mohon tunggu...
Wilson Wijaya
Wilson Wijaya Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Gigi, Petualang, Investor.

Seorang dokter gigi pada umumnya yang tertarik pada bidang kesehatan mulut, investasi, pariwisata dan masih bercita-cita mengelilingi Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pulau Sumba, Tempat yang Tidak Bisa Saya Lupakan

8 Agustus 2020   22:11 Diperbarui: 11 Agustus 2020   10:28 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Pantai Mbawana

Pulau Sumba. Ah, sungguh tak tergambarkan, dituliskan dalam apapun. Namun bagi teman-teman yang belum pernah ke sana, akan saya berikan spoiler sedikit mengenai pulau ini. 

Saya adalah seorang dokter gigi yang sempat bertugas di salah satu rumah sakit di Kabupaten Sumba Barat Daya dari tahun 2018 hingga 2020. Memang salah satu yang saya harapkan dalam bertugas di pulau ini adalah wisata gratis, tidak perlu membayar tiket pesawat!

Pulau Sumba ini kalau bisa saya gambarkan dalam 1 kalimat, adalah "keterbatasan dalam garis tanpa batas". 

Ya, memang Pulau Sumba terkenal dengan pantainya yang indah, pasir putih, air terjun sejernih kristal, sunset yang menghentikan waktu.  Namun, di balik semua keindahan pulau ini, masih banyak penduduk Sumba yang memprihatinkan.

Sangat umum di pulau ini bila memiliki 6-10 anak, namun yang menyedihkan adalah mereka hanya bisa makan dengan lauk sayur mayur. Meskipun pemerintah setempat sudah sangat menggalakkan program Keluarga Berencana, rasanya masih kurang efektif apabila tidak disertakan dengan pendidikan yang cukup. 

Maklum, perbandingan anak umur sekolah dan guru di pulau ini sangat rendah, terutama karena kondisi geografis pulau ini yang berbukit-bukit dan jarak antar rumah yang sangat jauh, dan orang tua mereka belum punya kesempatan untuk mengecap tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam hal adat istiadat, setiap kejadian besar yang terjadi dalam kehidupan memerlukan korban dalam bentuk hewan yang jumlahnya tidak sedikit, contohnya, bila seorang pria ingin meminang wanita pujaannya, pria itu harus mempersiapkan belis (mahar/mas kawin) umumnya berupa hewan ternak seperti babi, kerbau, kuda, dsb mengikuti keinginan dan kesepakatan antar orang tua. 

Umumnya, semakin tinggi status sosial, ekonomi, budaya dan edukasi sang wanita, maka akan melambungkan harga belisnya. Kematian seseorang juga membutuhkan hewan korban yang jumlahnya tidak sedikit, dalam hal ini saya tidak tahu secara pasti, yang jelas bahwa biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit untuk prosesi kematian seseorang.

Dalam bidang kesehatan khususnya kedokteran gigi, saya menjumpai banyak sekali kasus karsinoma sel skuamosa, atau kanker mulut yang umumnya terjadi pada lidah, pipi maupun bibir pasien. 

Jumlah kasus ini diperkuat dengan pemakaian sirih pinang (betel nut) yang terbukti dalam berbagai penelitian dapat memicu terjadinya kanker mulut, apalagi mayoritas laki-laki penduduk Sumba merokok, yang memperparah risiko terjadinya kanker mulut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun