Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Pada Era BPJS, Dokter dan Pasien Harus Ekstra Sabar

2 Maret 2015   16:34 Diperbarui: 18 Maret 2020   12:21 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Patut juga dimengerti bahwa sistem kesehatan di era BPJS adalah sistem rujukan. Namun sayangnya beberapa orang sering menganggap ini seolah mempermainkan pasien karena dilempar-lempar. 

Supaya rumah sakit tidak membludak seperti yang saya sebutkan diatas pasien-pasien yang masih bisa dirawat oleh dokter keluarga disarankan untuk dirawat oleh dokter keluarga mereka atau datang ke puskesmas di wilayah mereka. 

Nah jika di puskesmas sudah tidak sanggup wajar kalau pasien akhirnya dikirim ke rumah sakit daerah diatasnya utk pemeriksaan dokter spesialis, di rumah sakit daerahpun tidak semua penyakit bisa ditangani sehingga kadang harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar (rumah sakit rujukan nasional) yang memiliki dokter spesialis dan peralatan lebih lengkap. 

Namun lagi-lagi bisa dibayangkan rumah sakit rujukan nasional itu pasien datangnya dari berbagai daerah jadi harap maklum jika kondisinya kadang seperti yang saya sebut diantas antri dan antri.

 7. Dokter berhati-hati dalam menegakkan diagnosis dan mengobati pasiennya

Era tuntut menuntut saat ini sisi positifnya membuat dokter menjadi makin lebih berhati-hati dan waspada terutama saat melayani pasien. Sehingga dalam menegakkan diagnosis dan mengobati tentu juga tidak boleh sembarangan.

Perlu pemeriksaan demi pemeriksaan yang memerlukan waktu yang tidak sedikit, bukan karena dokternya kurang pintar atau ingin mencari keuntungan tapi krn kondisi penyakit tiap orang beda-beda, pemeriksaan yg diperlukan pun juga berebeda-beda bahkan satu pasien harus menjalani berbagai pemeriksaan seperti darah, rontgen/scanning/MRI, biopsi, guna mendukung penegakkan diagnosis. Padahal ketersediaan alat semacam MRI saja tidak ada di semua rumah sakit.

Jadi harap maklum jika proses pengobatan terkesan lama penanganannya. Belum lagi pasien-pasien yang perlu mendapatkan kemoterapi atau radioterapi karena kanker tentu harus menunggu ekstra sabar menunggu antrian untuk mendapatkan penanganan karena fasilitas ini hanya terdapat di pusat rujukan nasional/rumah sakit khusus kanker yang dituju pasien dari berabagai daerah di seluruh Indonesia.

 8. Tidak semua biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS

Ada plafon biaya yang ditetapkan oleh BPJS dalam penanganan pasien. Jadi ada biaya maksimal yang bisa dikeluarkan oleh BPJS untuk membantu pasien ketika berobat. Sementara itu untuk beberapa kasus-kasus penyakit berat yang memerlukan tindakan operasi tidak sepenuhnya ditanggung.

Jadi jangan heran ketika sakit dan ada biaya lain diluar BPJS yang harus anda tanggung. pada akhirnya tidak ada pilihan lain anda harus membayar atau penyakit tambah parah bahkan meninggal? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun