Mohon tunggu...
Pandapotan Silalahi
Pandapotan Silalahi Mohon Tunggu... Editor - Peminat masalah-masalah sosial, politik dan perkotaan. Anak dari Maringan Silalahi (alm) mantan koresponden Harian Ekonomi NERACA di Pematangsiantar-Simalungun (Sumut).

melihat situasi dan menuliskan situasi itu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orang-orang Brengsek Jadi Santapan Nyamuk Malaria?

2 April 2018   12:35 Diperbarui: 2 April 2018   12:37 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada hal menarik dari paparan Ekonom Senior Rizal Ramli dalam acara Nongkrong Politik RMOLSumut, Sabtu (31/3/2018) malam lalu di Kafe Jumpa Kawan, Medan (Sumatera Utara). Nongkrong Politik yang digawangi RMOL dan MedanBagus.com itu sengaja menghadirkan mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman itu dan mengundang sejumlah wartawan di sana.

Apa yang disampaikan Rizal Ramli sepertinya tidak berlebihan. Bahwa saat ini sudah terlalu banyak orang-orang brengsek. Parahnya orang-orang brengsek banyak yang duduk di lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Rizal Ramli, yang dianggap sebagai calon presiden alternatif 2019-2024 lantaran minimnya figur yang berani tampil sebagai penantang Jokowi ini menegaskan Indonesia masih berpeluang menuju zaman emas.

Langkah utama yang penting dilakukan dengan menangkap seratus orang-orang brengsek dimaksud dan mengasingkannya ke sebuah pulau terpencil untuk menjadi santapan nyamuk malaria. Namun sebelumnya kita akan kirim ahli biologi untuk beternak nyamuk malaria dulu.

Dia memang tidak menjelaskan secara rinci identitas orang-orang brengsek dimaksud. Rizal Ramli hanya menyebut maksud orang-orang brengsek itu meliputi koruptor, lawyer, tukang sogok, hakim, jaksa dan panitera dan pengusaha hitam.

Mengapa orang-orang brengsek tadi tidak ditembak mati saja? Begitu pertanyaan hadirin yang hadir di sana. Rizal Ramli dengan nada diplomatis tidak mau dianggap seperti Presiden Duterte yang dinilai melanggar HAM (Hak Asasi Manusia) lantaran menembaki pengedar narkoba. Dengan kata lain kalau ratusan orang-orang brengsek di Indonesia itu mati digigit nyamuk malaria, maka nyamuklah yang melanggar HAM.

Memang, jika dikaitkan dengan orang-orang brengsek versi Rizal Ramli itu, kini para koruptor sepertinya tidak memiliki efek jera. Kemungkinan para koruptor sudah putus urat malunya dengan kehidupan status sosialnya di masyarakat. Teranyar KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)  menetapkan status tersangka terhadap 38 anggota DPRD Sumut periode 2014-2019.

So, tak ada yang salah dengan statement Rizal Ramli. Faktanya memang masih banyak orang-orang brengsek di negeri ini! (***)

Medan, 2 April 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun