Mohon tunggu...
DPP LumbungInformasi
DPP LumbungInformasi Mohon Tunggu... Duta Besar - Pejuang Kebenaran

Pejuang Keadilan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenaikan BPJS Membunuh Rakyat

16 Mei 2020   15:03 Diperbarui: 16 Mei 2020   15:18 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Ollies Datau, Presiden LIRA

"Alangkah beruntungnya penguasa bila rakyatnya tidak bisa berpikir."
-Adolf Hitler-

Kutipan di atas saya ambil bukan karena saya suka dia, Justru sebaliknya! Saya adalah orang yang berusaha menjadi pemimpin demokratis dalam setiap amanah kepemimpinan yang saya terima. 2 periode memimpin ormas nasional di Jatim, hingga menjadi Presiden LIRA, saya upayakan menjadi pemimpin dengan nalar memahami kondisi yang dipimpin.

BPJS mau naik lagi. Yang pertama terpikirkan di benak saya, ini benar Presiden Jokowi yang keluarkan Perpres? Atau ada masukan, tekanan dari lingkungan sekitarnya? Kalau iya, naif. Kok bisa beliau memiliki pembisik2 yang demikian di sekitarnya? Ganti saja dengan orang - orang pintar yang baik. Indonesia punya banyak.

MA dan DPR jadi pahlawan, ketika membatalkan kenaikan BPJS terhitung Januari 2020. Pak Jokowi jangan mau jadi penjahat dengan menaikan kembali. Tapi faktanya BPJS baru menurunkan tarif akhir April 2020. Yang keburu bayar awal april masih tarif lama.  Lalu uang yang terlanjut dibayarkan dari Januari saja belum dikembalikan, BPJS harus malu ngutang ke rakyat. Baru turun sebulan naik lagi? Aib.

Gaji, tunjangan serta bonus direksi BPJS yang lebih dari 200jt per orang , kalau di konversi ke BPJS kelas 3 bisa membayar untuk hampir 8000 orang. Direksi di gaji mahal untuk berfikir jalan terbaik, bukan cari cara instan memalak rakyat dengan minta Presiden jadi beking. Kasihan si bapak yang harus menanggung nama jeleknya.

Memang yang naik BPJS kelas 1 dan 2, kelas 3.baru tahun depan. Cobalah bijak, lihat sekitar, orang mana sekarang yang hidupnya jadi senang di masa Covid? Pekerja bawah susah, di PHK, tidak punya gaji. Pengusahanya jual mobil untuk bayar gaji, berusaha kasih bonus untuk THR meski sedikit, sampai tutup usaha karena bangkrut.

Kita sedang dalam masa susah tingkat nasional pak. Bapak2 diatas harus lebih peka. BPJS tidak dinaikan tidak akan membuat bangkrut negara. Kenapa bisa? Anda bayangkan, kalau semua pengguna BPJS migrasi ke kelas 3 yang blm naik tarif, otomatis penghasilan BPJS menurun, kira2 bangkrutkah mereka?

Orang pakai BPJS kelas berapapun, yang membedakan hanya kamar. Tindakan dll haknya sama. Harusnya Fireksi BPJS berfikir, daripada semua turun kelas, penghasilan berkurang, lebih baik tetap harga, hasil tetap. Karena BPJS sistemnya saling bantu untuk menyembuhkan rakyat. Kalau dinaikan niat suci itu akan jadi pembunuhan.

Semua orang sedang tidak punya uang hari ini. Yang punyapun akan berhemat, karena tidak tahu sampai kapan musibah internasional ini akan berlalu. ASN dan pegawai pemerintah saja yg masih tetap hidupnya, tapi pun banyak yg mengeluh tidak ada penghasilan tambahan karena program tidak jalan. Seseran mereka yang bisa mendukung hidup stabil tiap bulan, kalau tidak mereka harus tetap hemat. Itu pegawai pemerintah, bagaimana dengan swasta2 yang hidup sulit dan dirumahkan?

Mari bapak2 dipakai nuraninya. Kalau mau menaikan BPJS, jangan dikala rakyat sekarat. Berikan proyeksi, buat prediksi, H-1 tahun sebelumnya. Agar rakyat bersiap menguatkan daya bayarnya. Naiknyapun bertahap, maksimal 20% per dua tahun mengikuti kenaikan penghasilan.. hampir 100% kenaikan namanya pembunuhan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun