Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

“Ahok Show” dan “Show” ala Menteri Susi

22 Maret 2017   06:09 Diperbarui: 22 Maret 2017   16:00 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ahok dan Menteri Susi. Dua figur tanah air yang mempunyai sensasi dan daya tariknya masing-masing. Bukan hanya karena keduanya berada di elit pemerintahan tanah air, tetapi karena gaya dan gerak hidup mereka sebagai pejabat negara.  Bahkan ada yang menyebut kalau mereka bukan sekadar pejabat negara, tetapi pejabat negara yang berbeda.

Bagaimana kalau kedua sosok ini disandingkan dalam kontestasi politik tertentu? Misal saja, Ahok menjadi Presiden dan Menteri Susi menjadi wakilnya. Atau pun sebaliknya. Bergantung pada lobi dan kontrak politik antara keduanya. Ini hanya sekadar angan-angan atau perumpamaan pribadi.

Menariknya, keduanya selalu menjadi perhatian media. Mungkin kalau kita melakukan survey para tokoh nasional yang kerap diliputi di media tanah air,  kedua figur ini bisa berada di urutan 10 besar.

Hari-hari terakhir ini, media memberitakan tentang “Ahok show” dan show ala Menteri Susi. Pada dasarnya kedua tayangan ini berbeda. Kemasannya berbeda, juga isinya. Keduanya pun mengalami nasib yang berbeda.

“Ahok Show” adalah acara yang sengaja diciptakan dan direncanakan untuk ditayangkan di salah satu stasiun TV swasta tanah air. Namun nasibnya hanya seumur jagung. Acara ini dilarang oleh pihak Bawaslu karena dinilai melanggar peraturan pemilu.

Lantas, bagaimana dengan Menteri Susi? Show ala Menteri Susi tidak sengaja diciptakan. Shownya begitu spontan dan tak mengikuti skrip tulisan tertentu. Show ala Menteri Susi tentang dia yang duduk di belakang mobil pikap saat melakukan perjalanan di pesisir pantai Kolaka, Sulawesi Tenggara. Hanya kebetulan dan situasi ini pun menjadikannya heboh. Jadilah ini, show ala menteri Susi.  Sebenarnya, ini hanyalah salah satu show ala Menteri Susi tanah air. Ada banyak hal yang dilakukan oleh Menteri Susi yang cukup menarik perhatian publik tanah air.

Nasib show ala Menteri Susi juga terjun bebas di media cetak maupun elektronik. Media sosial pun tidak kalahnya dalam memberitakan tentang “kenekatan” dan “apa adanya” menteri Susi. Ini menjadi heboh bukan saja karena dia seorang perempuan, tetapi karena dia adalah seorang menteri di negara ini. Kalau penjual ikan yang duduk di belakan mobil Pikap pastinya beritanya tidak seheboh Show ala Menteri Susi.

Perbedaan lain dari “Ahok Show” dan Show ala Menteri Susi adalah motif dari keduanya. “Ahok Show” lekat dengan motif politik. Pilgub masih menyisakan putaran kedua. Tentunya, Ahok dan kawan-kawan berusaha memanfaatkan setiap momentum untuk mendapatkan suara, termaksud lewat pembuatan acara di TV. Ahok dan kawan-kawan boleh berkilah bahwa tujuan acara ini murni program Ahok sebagai seorang orang nomor satu DKI. Namun momen tidak bisa menipu. Musim pilgub belum berakhir. Karena acara ini melibatkan calon Gubernur, makanya pihak Bawaslu patut mengontrol. Dan seturut  aturan pemilu acara ini mesti dihentikan.

Sementara, apa motif Menteri Susi? Sangat sulit untuk ditelaah. Motif politik? Saya kira tidak. Menteri Susi masuk kabinet Jokowi bukan karena pilihan politik atau mewakili partai politik tanah air. Tetapi karena “dipilih dan ditentukan” oleh Jokowi. Dia dipilih karena murni prestasi, kinerja dan pencapaiannya sebagai seorang profesional.

Motif menteri Susi bisa saja alamiah. Apa adanya. Tidak terikat pada jabatan. Jabatan hanya titel dan karena itu tidak bisa mengubah kita menjadi malaikat dan orang suci. Sebaliknya, yang membuat jabatan itu bernilai lewat tingkah laku kita sebagai pemegang jabatan itu. Kita menjadi pejabat bukan memakai topeng atau melupakan siapa diri kita. Kita bertanggung jawab atas jabatan itu lewat kerja walau mengorbankan kemewaan, prestige dan titel. Turun ke bawah, merasakan kehidupan rakyat dan menjadi rakyat itu sendiri adalah show ala Menteri Susi. Toh, apa yang dilakukannya sekarang ini tidak berbeda jauh dari sebelum beliau menjadi seorang Menteri. 

Lantas, apa yang kita pelajari? Jadilah diri kita sendiri. “Ahok Show” tidak salah. Hanya momennya yang kurang pas. Momen ini membuat pak Ahok bukan menjadi dirinya sendiri, tetapi politikus yang mencari suara. Beda kalau beliau sudah jadi Gubernur atau orang biasa. Mungkin orang melihat dari kaca mata lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun