Duel Barcelona kontra Paris Saint Germain (PSG) (2 October 2025) pada laga kedua kualifikasi Liga Champions Eropa musim 2025/26 menjadi salah satu perhatian pecinta sepak bola. Pasalnya, kedua tim terbilang favorit dalam ajang tersebut sekaligus mempunyai pola permainan yang persis sama.
Dengan gaya permainan kontrol bola dan menyerang, kedua tim uji taktik dan strategi di Stadion Olimpic Lluis Companys. Barca harus mengakui tim tamu dengan skor tipis 2-1.
Di balik kekalahan dari PSG, terlihat bahwa pola permainan Barca di kendali Pelatih Hansi Flick tak luput dari titik kelemahan. Salah satu titik lemah yang kerap mencuat adalah lini belakang Barca.
PSG berhasil memanfaatkan titik kelemahan Barca. Itu juga yang menjadi biang dari dua gol PSG, di mana lini belakang Barca yang cenderung naik ke depan diekspos dengan baik oleh pola serangan balik ala PSG.
Pada awal babak pertama, Barca sebenarnya tampil lebih superior daripada PSG. Namun, setelah gol pertama yang dicetak oleh Ferran Torres, PSG mampu keluar dari penguasaan permainan Barca.
Sebaliknya, permainan Barca mulai perlahan didikte oleh pola permainan PSG. Akibatnya, permainan Barca menjadi tak berkembang. Barca menjadi sulit mengancam gawang PSG.
Situasi yang persis sama terjadi pada babak kedua. Malahan, Barca kehilangan kontrol bola. PSG tampil lebih teroganisir, baik di sisi tengah maupun dalam upaya membangun serangan.
Di sini, titik lemah Barca tak hanya terjadi di lini belakang. Akan tetapi, titik lemah itu juga terjadi saat Barca kalah intensitas dengan permainan lawan.
Harus diakui bahwa PSG tampil lebih intens, agresif, dan menekan daripada pola permainan Barca. Bahkan, lini tengah Barca gagal mengontrol bola lantaran setiap kali Pedri atau pun Frenkie de Jong memegang bola, para pemain PSG langsung memberi tekanan kepada dua pemain tersebut.
Hal itu membuat aliran bola menjadi tak tumpul. Lamine Yamal di sisi kanan memang melakukan beberapa upaya untuk menyisir dan menekan permainan PSG. Namun, upayanya itu kurang dibarengi dengan agresivitas lini tengah dan depan untuk mengganggu pertahanan PSG.