Kehilangan Raphinha bisa menciptakan situasi yang riskan. Pasalnya, Barca masih ditinggalkan oleh Yamal karena persoalan cedera.
Selain Yamal yang sudah absen sejak kembali dari laga-laga jeda internasional, Flick juga dihadapkan cedera panjang Gavi. Bahkan, sebelum laga berlangsung kontra Oviedo, para pemain Barca mengenak T-shirt yang bertuliskan dukungan pada Gavi yang sementara rehat setelah menjalani operasi.
Kehilangan Gavi, tentu saja, mempengaruhi keseimbangan skuad Barca. Lalu, Barca juga dihadapkan dengan persoalan cedera Fermin Lopez. Lopez dan Gavi bisa dimainkan pada posisi yang sama.
Kehilangan Lopez membuat Flick tak mempunyai opsi di sektor penyerang bernomor 10 di belakang striker. Olmo harus bermain selama 90 menit. Harapannya, Dani Olmo yang juga rentan cedera tak mengikuti jejak Lopez dan Gavi. Kalau tidak, Flick harus putar otak dalam meramu skuadnya.
Persoalan cedera menjadi "hantu" yang bisa mempengaruhi Flick dalam menciptakan keseimbangan permainan tim. Hantu cedera itu juga yang bisa saja menghambat laju Barca dalam menekan Madrid yang sementara berada di puncak.
Sekadar catatan bahwa Madrid tampil sangat konsisten musim ini. Dari 6 laga yang telah dimainkan, Madrid mencatatkan 6 kemenangan sempurna. Kemenangan sempurna tak sekadar lewat pencapaian poin, tetapi juga performa tim.
Dalam mana, Madrid tampak solid di lini belakang dan sekaligus efektif dalam menciptakan gol. Perpaduan itu membuat Madrid menjadi tim yang sulit untuk ditundukkan. Situasi Madrid tak lepas dari komposisi skuad Madrid, di mana ada keseimbangan skuad yang bisa melapangkan Pelatih Xabi Alonso untuk meracik performa timnya.
Performa Madrid itu pun menjadi awasan bagi Barca. Mau tak mau, Barca harus tetap menjaga alur konsistensi agar tetap menjaga jarak dengan Madrid.
Namun, menjadi tantangan bagi Barca dengan kondisi skuad yang berhadapan dengan masalah cedera. Para pemain penting yang sekiranya kian kuat secara mental dan dewasa bersama Flick malah menghadapi cedera.
Terang saja, masalah itu bisa menghantui Flick dalam melakukan rotasi pemain. Efek lanjutnya, intensitas permainan Barca tak tampil konsisten. Ada kalanya mesin kerja Barca tampil pada level terbaik lantaran Flick memainkan skuad terbaiknya.
Sebaliknya, level kerja permainan Barca menjadi mandek lantaran perubahan komposisi skuad. Para pemain terbaik ditepikan sebagai bagian dari rotasi atau juga persoalan cedera.