Gosip adalah penyakit sosial. Sebabnya karena pikiran kita dipenuhi oleh hal-hal negatif. Kita berbicara tanpa data. Bahkan, Â membenarkan dan mengakui cerita tanpa fakta sebagai hal yang faktual.Â
Akibatnya, secara personal kita bisa mempunyai beban karena faktor pikiran-pikiran negatif. Kita tak bebas bergaul. Penuh curiga. Hingga, kita gampang tersinggung yang berujung pada rasa marah.Â
Juga, gegara gosip, relasi sosial kita bisa hancur. Orang bisa memusuhi kita karena gosip yang kita bicarakan.Â
Salah seorang teman saya harus putus relasi dengan teman akrabnya karena gosip. Teman itu mau mengklarifikasi gosip yang didengarnya tentang teman akrabnya itu.Â
Bukan, reaksi positif yang diperoleh, tetapi pertentangan. Pertentangan itu berujung para kemarahan. Teman akrabnya marah dan menuduh jika dia juga telah menyebarkan berita bohong.Â
Contoh ini hanyalah salah satu contoh di mana gosip menjadi penyakit sosial. Masih banyak akibat negatif dari bergosip.Â
Guna menyembuhkan penyakit sosial ini, kita pun perlu obat. Salah satunya adalah lewat gaya hidup berpuasa. Berpuasa gosip.
Terlebih khusus, pada bulan Ramadan. Tentu saja, tujuan akhirnya agar kita benar-benar bebas dari perilaku ini, baik selama masa ramadan maupun setelahnya.Â
Bagaimana caranya?Â
Pertama, kontrol mulut. Kita berbicara karena memang ada sesuatu yang disampaikan bernilai penting dan bermanfaat. Kalau tak ada yang dibicarakan, lebih baik kita mengontrol bibir kita. Diam. Merenung setiap langkah hidup kita walaupun kita sementara melakukan aktivitas.Â