Semenjak Manchester City diambilalih oleh pengusaha asal Timur Tengah, Sheikh Mansour pada tahun 2008, tim asal Liga Inggris ini terus berbenah. Pembenahan itu menyata lewat pembelian pemain-pemain berbakat dan pelatih-pelatih ternama.Â
Bahkan Man City tak segan-segan menggelontorkan banyak uang untuk mendapatkan pemain yang diinginkan. Tak ayal, Man City pun makin dikenal sebagai tim yang "royal" belanja pemain mahal.Â
Tren ini terus dijalankan oleh pelatih saat ini, Pep Guardiola. Sejak datang ke Man City lima musim lalu, Guardiola termasuk pelatih yang getol mendapatkan pemain baru di musim transfer.Â
Kelebihan Guardiola adalah mencari pemain yang benar-benar sesuai dengan filosofi permainan yang diterapkannya di Man City. Apabila Guardiola gagal mendapatkan pemain yang diinginkan, Guardiola cenderung untuk tak menoleh ke alternatif lain.Â
Contohnya, ketika Man City gagal mendapatkan Harry Kane pada awal musim lalu. Padahal, dari sisi personal Kane sudah berniat hengkang dari Tottenham Hotspur dan mau bergabung dengan Man City.Â
Akan tetapi, niat Kane dan keinginan Man City terbentur dengan keputusan manajemen Tottenham. Tottenham enggan untuk melepaskan striker timnas Inggris itu. Alhasil, Kane bertahan dan Man City terbungkam.Â
Ketika Guardiola gagal mendapatkan Kane sebagai striker, dia pun tak mencari alternatif lain. Padahal, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi juga sempat tersedia di bursa transfer.
Hanya ada rumor yang menyatakan bahwa salah satu dari kedua bintang itu bisa direkrut Man City. Namanya rumor, selalu berakhir seperti angin tanpa arah.Â
Pada jendela musim panas saat ini, seperti biasa Man City kembali membeli para pemain baru.Â
Erling Haaland, bintang muda asal Norwegia, menjadi incaran banyak klub, tetapi Haaland memilih Man City, yang nota bene klub yang pernah dibelah oleh ayahnya.Â