Sejauh ini, Liga Serie A Italia menyajikan peta persaingan yang cukup seru. Paling tidak, tak ada tim tunggal yang berpacu sendirian di tangga klasemen. Beberapa tim saling sikut menyikut untuk mempertahankan kans berada di empat besar dan menjaga peluang untuk meraih juara.
Inter Milan, sang juara bertahan, harus tunduk di stadion Olimpico dari tangan Lazio. Menariknya, Inter dilatih oleh mantan pelatih Lazio musim lalu, Simone Inzaghi.
Sebelum kedua tim bertemu, Inzaghi mengakui bahwa dia tak peduli jika dia diejek suporter Lazio saat kembali ke Lazio sebagai pelatih Inter. Menurutnya, bertandang ke stadion kepunyaan Lazio serupa dengan pulang ke rumah sendiri.
Ya, Lazio sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari karir saudara Filipo Inzaghi  ini. Mulai dari karirnya sebagai pemain profesional hingga menjadi pelatih yang cukup diakui di daratan Italia, Lazio ikut memainkan peran penting dalam hidup Simone Inzaghi.
Kendati pertemuan kontra Lazio terasa spesial untuk Inzaghi, dia juga harus sadar bahwa faktor persaingan untuk menjadi yang terbaik Serie A tak bisa dielak. Inzaghi harus mengakui keunggulan mantan timnya.
Kekalahan 1-3 dari Lazio ini bisa menjadi tamparan keras bagi Inzaghi. Karirnya sebagai pelatih dari juara bertahan bukanlah hal yang gampang. Peluang untuk mempertahankan gelar juara bisa saja kandas apabila situasi serupa di Olimpico terjadi di beberapa laga lainnya.
Selain tamparan ala sang mantan untuk Inzaghi, laga antara Lazio dan Inter dinodai oleh kekonyolan salah satu pemain Lazio. Adalah Luiz Filipie yang merayakan kemenangan timnya dengan cara yang agak menodai lawan.
Setelah peluit akhir laga, Felipe merayakan kemenangan Lazio dengan meloncat ke punggung Joaquin Correa, pemain Inter Milan. Correa sebenarnya berstatuskan pemain pinjaman dari Lazio. Tentu saja, masa peminjaman ini menjadi mungkin berkat campur tangan Inzaghi.
Correa sendiri mendapat tempat di skuad Inter. Boleh jadi, Correa bisa menjadi salah pemain yang bisa dipermanenkan apabila Inzaghi mempunyai masa kerja lama di Inter Milan.
Alih-alih ingin menciptakan candaan dengan Correa, Felipe malah menghadirkan api di antara kedua tim. Correa sementara kecewa karena situasi timnya yang kalah diganggu dengan cara yang salah. Correa tak melihat itu sebagai candaan, malah ejekan yang tak perlu.