Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Nyata: "Rumah Keluarga Kami Bukan Rumah Hantu!"

15 Oktober 2020   22:03 Diperbarui: 15 Oktober 2020   22:09 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rumah Tua. Sumber foto: Pexel.com

Setahun lebih sudah, saya menetap di kabupaten ini. Kabupaten yang terletak di provinsi bagian Utara Filipina.

Waktu setahun belum cukup untuk mengenal dengan baik situasi di kabupaten ini. Saya selalu meminta tetangga rumah untuk menemani saya apabila melakukan perjalanan di sekitar kabupaten ini.

Beberapa tempat sudah agak familiar. Pasalnya, saya kerap melewati tempat itu hampir setiap hari. Jadinya, sudah hafal dengan rumah masyarakat dan bahkan pemiliknya.

Di dekat rumah makan pancitan (jenis mie buatan di sini), saya selalu memperhatikan sebuah rumah tua. Rumah itu dikatakan tua karena faktor model dan strukturnya.  Model dan struktur yang hanya terbangun di masa lampau. Sangat jarang menemukan rumah yang modelnya seperti itu saat sekarang.

Rumah itu berdiri bersebelahan sebuah rumah yang sudah dibangun dengan arsitektur modern. Ketika melihat itu, saya hanya berpikir bahwa pemilik rumah tua itu dan rumah yang berasitektur modern adalah keluarga sama.

Benar saja. Setelah delapan bulan, saya diundang ke rumah itu. Pada saat itu pun, saya bertanya tentang status rumah tua yang terletak bersebelahan dengan rumah mereka. "Rumah keluarga," menurut mereka.

Saya diundang untuk mengunjungi rumah tua itu. Sudah lama rumah itu tidak ditempati. Yang seharusnya menjadi ahli waris rumah itu memilih untuk tinggal di luar negeri.

Rumah terlihat lengang. Perabot rumah tangga tidak ada. Dindin rumah terlihat rapuh. Beberapa tiang rumah sudah termakan rayap. "Hanya menanti waktunya roboh," pikir saya sewaktu memperhatikan rumah itu.  

Di ruang depan, ada meja yang ditempati oleh patung orang-orang kudus. Kebetulan pemilik rumah itu adalah orang Katolik. Sudah menjadi tradisi orang Katolik untuk menempatkan patung-patung yang dipandang kudus di rumah mereka.

Di lantai dua, ada tiga kamar dan beberapa tempat tidur antik. Kamar-kamar itu terbagi dalam kamar orangtua dan kamar anak-anak.

Saya katakan kepada pemilik rumah, tempat-tempat tidur yang berada di lantai dua itu berbicara banyak kenangan tentang keluarga itu. Mereka sekiranya tidak membiarkan tempat tidur itu rusak atau menjualnya kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun