Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Sistem Bon, Utang yang Kerap Mengancam Usaha Bisnis

10 Agustus 2020   21:39 Diperbarui: 11 Agustus 2020   12:54 2187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/pressfoto)

Biasanya, sebelum kami menunjukkan barang yang dibutuhkan, kami selalu menyampaikan bahwa orangtua mau mengebon. Setelah diiakan, kami pun menyebutkan barangnya.

Kepercayaan keluarga ini mungkin hadir karena kedua orangtua kami adalah pegawai negeri sipil. Jaminannya ada. Paling tidak setiap akhir bulan, bon yang diambil di kios mereka bisa dibayar.

Maka dari itu, kios ini tidak menerapkan aturan bon untuk semua keluarga yang berada di sekitar mereka. Hanya untuk beberapa keluarga saja.

Menariknya, di depan kios itu tertulis bahwa mereka tidak melayani bon atau berutang. Namun, faktanya mereka masih memberlakukan sistem bon pada keluarga tertentu saja. Dua sisi yang berbeda dengan pendekatan yang berbeda. Tujuannya tetap sama yakni agar roda bisnis terus berjalan.

Faktanya, sistem bon kerap menjadi ancaman serius yang bisa menghancurkan usaha bisnis. Apalagi jika di balik berutang itu tidak ada jaminan tertentu yang memungkinkan untuk pembayaran. Tidak heran, pemilik usaha bisnis kerap merengut jika mendengar kata bon atau berutang. 

Jangan salahkan pemilik bisnis apabila keinginan mengebon tidak dikabulkan. Ini bisa terjadi karena merasa cemas jika utang itu tidak dibayar. Maka dari itu, perlu mendapat kepercayaan dari pemilik bisnis jika ingin berutang dan mengebon. 

Kepercayaan itu bisa terlahir dengan membayar utang tepat waktu dan memiliki jaminan yang terpercaya, seperti pendapatan tetap. Tetapi kalau tidak, pelaku bisnis pasti ragu untuk mengiakan permintaan untuk bon atau berutang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun