Menurut pengalaman saya, keberhasilan belajar bahasa asing bergantung pada kebiasaan mempraktikkan apa yang dipelajari itu dalam kehidupan nyata. Hal ini ditunjang oleh minat yang kuat untuk belajar bahasa tersebut.
Ada pelbagai metode dalam belajar pelbagai bahasa asing. Tinggal di-google di internet, pelbagai metode akan muncul dan itu bisa membantu kita untuk belajar bahasa asing tertentu.
Sewaktu SMP, guru Bahasa Inggris kami memperkenalkan sebuah metode. Metodenya belajar 10 kata baru untuk seminggu. Memang, terbilang sedikit.
Kata-kata ini juga dipakai untuk dalam test. Kami diminta untuk menuliskan kembali kata-kata itu dalam ulangan mingguan.
Lima kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris, begitu pun sebaliknya. Kalau dihitung-hitung selama sebulan, kami sekiranya bisa menghafal  dan mengetahui 40 kata baru.
Namun, memori manusia mempunyai keterbatasan. Ada kata-kata yang melekat, tetapi ada pula yang terlupakan bersama perjalanan waktu.
Umumnya, apa yang telah dihafal itu terlupakan karena tidak dipakai dan digunakan dalam kehidupan harian. Hanya dihafal dan dituliskan dalam ujian harian. Setelah selasai dihafal dan menjadi jawaban saat ujian, kata-kata itu kemudian itu ditinggalkan.
Sejauh ini, saya sudah pernah mempelajari tujuh bahasa asing. Bahasa Inggris, Latin, Yunani, Ibrani, Jerman, Tagalog dan Ilocano.
Dari pelbagai bahasa asing ini, sejauh ini secara aktif saya menggunakan tiga di antaranya. Bahasa Inggris, Tagalog, dan Ilocano. Yang lainnya hanya menjadi kenangan.
Tagalog sendiri bahasa yang dipakai secara umum di Filipina setelah bahasa Inggris. Sementara itu, Ilocano adalah bahasa yang dipakai di bagian utara pulau Luzon Filipina.
Bahasa Tagalog dan Ilocano sangatlah perlu karena tidak semua orang berbahasa Inggris. Atau juga, mereka tahu berbahasa Inggris, tetapi canggung untuk berbicara dalam bahasa Inggris.