Bagi konteks tertentu, kaum perempuan masih ditempatkan sebagai kelompok kelas kedua. Pandangan ini pun dibarengi dengan pembatasan pada peran perempuan di ruang publik.
Bahkan ada pembatasan yang sangat ekstrim. Seperti misal, pembatasan kehadiran perempuan di tempat umum bersama pihak laki-laki. Atau juga pembatasan kaum perempuan untuk tidak boleh masuk ruang publik tertentu.
Di balik situasi itu, ada juga beberapa negara yang mulai meninggalkan pandangan yang mengesampingkan peran perempuan dalam realitas sosial.
Seruan persamaan derajat, terutama kesamaan gender, antara peran kaum laki-laki dan peran kaum perempuan mulai mendapat tempat dan pengakuan pemerintah dan publik secara umumnya.
Arab Saudi menjadi salah satu negara yang mulai mengedepankan emansipasi kaum perempuan. Arab Saudi merupakan salah satu negara yang bermayoritaskan Islam.
Pengaruh dan peran agama Islam pun tak terhindarkan dalam konteks hidup sosial masyarakat. Salah satunya, kewajiban bagi kaum perempuan untuk berhijab kalau tidak akan mendapat sanksi.
Wajah emansipasi di Arab Saudi mulai nampak saat kaum perempuan diberi ruang untuk mengekspresikan diri di tempat publik.
Salah satu wajah emansipasi kaum perempuan itu nampak saat kaum perempuan mulai bisa merokok di tempat umum.
Merokok melekat dengan kehidupan kaum pria. Namun tidak sedikit perempuan juga yang merokok.
Kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi kepada kaum perempuan memberikan jalan dan ruang emansipasi bagi kaum perempuan. Kaum perempuan mendapat tempat laiknya kaum laki-laki.
Kaum perempuan bukan lagi kelas dua dalam konteks sosial. Upaya dan wajah emansipasi di Arab Saudi tidak lepas dari kontribusi Raja Mohammed bin Salman.
