Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar dari Pendidikan di Finlandia, Melawan Berita Hoax Mulai dari Sekolah Dasar

2 Februari 2020   08:57 Diperbarui: 2 Februari 2020   08:53 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto CNN.com

Finlandia dikenal sebagai negara yang mempunyai sistem pendidikan yang maju. Buah kemajuan dari bidang pendidikan itu, salah satunya lewat terpilihnya perdana menteri termuda Sanna Marin, (34 tahun).

Hemat saya, pemilihan Sanna Marin sebagai Perdana Menteri termuda di dunia itu merupakan hasil dari formasi di dunia pendidikan. Pendidikan telah membentuk pola pikir rakyat.

Dalam mana, seorang pemimpin tidak perlu dipertimbangkan dari sisi umur, budaya, agama dan latar belakang sosial tertentu. Sejauh seseorang itu dinilai mampu untuk memimpin dan membawa negara pada kemajuan, dia pun bisa mendapat tempat untuk memimpin sebuah negara.

Ya, proses pendidikan di Finlandia patut untuk diteladani. Salah satu hal lain yang perlu dipelajari dari dunia pendidikan di Finlandia adalah bagaimana pendidikan di negara ini mengajari para siswa sekolah dasar melawan kehadiran dan pengaruh berita Hoax.

Berita Hoax menjadi salah satu tantangan dalam kehidupan media sosial dewasa ini. Kalau tidak mempunyai tameng yang kuat untuk melawan berita hoax, ujung-ujungnya ini bisa menghadirkan kesalahan dalam pola pikir dan tingkah laku.

Upaya Finlandia untuk mengajarkan bagaimana melawan berita hoax adalah bagian dari menjaga perdamaian di tatanan politik dan sosial negara. Betapa tidak, tidak sedikit negara yang menghadapi kesulitan hanya karena berita hoax yang hadir lewat media sosial.

Menurut salah satu kepala sekolah di Finlandia, Kari Kivinen, sangat penting untuk mengajarkan anak-anak berpikir kritis di tengah perkembangan arus media sosial.

Apalagi kenyataan menunjukkan kalau anak-anak sudah tidak terbiasa membaca berita di koran/majalah dan menonton TV. Mereka cenderung masuk ke platform medsos yang memungkinkan mereka berhadapan dengan berita hoax.

Berhadapan dengan situasi ini, Kivinin coba mengajarkan anak-anak untuk melihat segala berita di medsos dengan pikiran kritis. (theguardian.com 29/1/2020)

Salah satu upaya yang coba dibangun oleh Kari Kivinen di sekolahnya adalah melatih dan membiarkan anak-anak untuk bertanya. Mereka dituntun pada berita tertentu dan menuntun para siswa mempertanyakan berita tersebut.

Pertanyaan-pertanyan itu bisa berupa siapa yang membuat informasi dan mengapa? Dimana hal itu diterbitkan? Apa pendasaran berita tersebut? Apakah berita itu benar ataukah tidak? Dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun