Mohon tunggu...
Dona🍀
Dona🍀 Mohon Tunggu... Insinyur - a lifetime student ^^

a woman, book lover, traveller (wannabe). Trying to live like a lily, which can grow and bloom even in a plain. :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Sharing Demam Tifus

25 November 2017   23:12 Diperbarui: 2 Maret 2018   09:56 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semua akan tumbang pada waktunya...

Qoutes yang lagi ngetrend di antara member di tim project ini. Karena capeknya mengerjakan project ini dari awal, banyaknya problem yang tidak terduga, dan pendeknya lead time project sehingga SESR tidak maksimal di awal.  Puji Tuhan, kemarin produk dari project yang sangat menguras tenaga, pikiran dan emosi ini akhirnya dilaunching juga, Kamis, 23 Nov 2017 (kalau orang yang minat dengan automotive pasti tau produknya :).

Seperti kalimat pertama di tulisan ini, aku akan sharing pengalamanku tumbang karena demam tipus. Typhoid fever atau demam tipus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang terikut ke saluran pencernaan kita dan merusak pola penyerapan makan di usus kita. Itu dari hasil browsing yang saya lakukan. hehe.. Jadi ketika aku sakit, respon orang lain ke saya adalah, jangan makan sembarangan, jangan kecapean, dan lain-lain. 

Yang pasti sampai sekarang saya tidak tau dari mana awalnya saya kena tipus ini. Saya adalah orang yang lumayan aware tentang tempat makan dan jenis makanannya. Saya jarang sekali makan gorengan dan makan di gerobak pinggir jalan. Saya memang jarang masak makanan sendiri, karena saya pulang kantor pun paling cepat jam 7 malam (ngeles..) hehe.

Jadi dipastikan saya selalu makan di luar rumah. Sarapan pagi roti + juice, makan siang catering kantor, makan malam di luar rumah dan kantor. Karena saking saya menghindari makanan pinggir jalan dan gorengan, rekan-rekan dikantor ngeledekin saya saat ngejenguk "ga makan gorengan dan di gerobak pinggir jalan, tetap aja kena tifus, jadi makan aja mba / Don, semua itu bikin sehat kok, ga usaha milih2".. haha.. Saya hanya senyam senyum saja, pilihanku tetap no untuk makan gorengan dan beli di gerobak pinggir jalan yang ga bersih, harus milih-milih. :)

Kondisi awalnya adalah sabtu siang saya kehujanan di acara family day kantor di Ancol, trus hari minggu-nya saya telat makan. Kemudian minggu tengah malam sampe senin subuh kepala saya sakit sekali, mengigil dan tidak bisa tidur. Suhu badan 39 derajat. Rasa sakit kepala itu sampai ke bawah mata. Setiap saya mecoba untuk berdiri dan berjalan, sakit kepala dan nyeri sampai ke mata tidak tertahankan, sampai saya harus selalu menutup dan menekan mata saya. Hari senin saya ijin tidak masuk kantor, saya ke dokter umum. Diagnosa dari dokter adalah demam biasa dan radang, diberi antibiotik, obat nyeri, dan paracetamol. Standar pengobatan di Indonesia lah ya..

Selasa saya masih demam tapi 38.5 derajat dan saya masuk kantor, karena saya pikir itu akan hilang dengan sendiri di kantor kalau saya beraktivitas. Dan memang saya berhasil melewati hari itu di kantor, meskipun masih pusing. Rabu pagi saya ukur suhu badan saya, 37.6 derajat. Mendekati normal dan saya berangkat kerja seperti biasa. Oh ya, selama demam saya selalu makan soup di makan malam saya. Rabu malam kembali lagi saya menggigil, suhu badan mejadi 39 derajat lagi. Tapi di malam hari saja. Kamis pagi turun ke 38 derajat. Kamis saya berangkat kerja. Dikantor saya mengukur tekanan darah saya di klimik kantor, 100/60 (kalau tidak salah). Wah rendah banget. 

Karena demam saya masih tetap ada meskipun saya sudah mimum obat selama 3 hari, saya kembali ke dokter. Kali ini saya ke internist di rumah sakit. Awalnya pengen ke dokter umum, tapi karena dokter umum lagi istirahat, saya putuskan langsung ke internist saja. Di internist ditanya sakit perut atau ga? saya jawab iya, dan kadang-kadang mual. Diagnosa kali ini adalah DBD dan tipus, tapi ambil darah besok saja memastikan. Karena info-nya, hasil test darah paling akurat adalah di hari ke-5 kita demam. Okay, saya dischedule-kan test darah hari Jumat sore, dan hasilnya direview jam 6 sore denga dokter tsb. Saya disarankan dokter untuk istirahat saja di rumah, jangan kerja dulu. Saya mengikuti saran dokter tsb.

Jumat pagi, suhu tubuh saya 37.5 derajat, saya merasa sehat, meskipun sangat lemas. Perut semakin sering sakit. Karena tidak betah berdiam diri, saya beres-beres rumah. Awalnya merasa biasa saja, tapi pas jam 11 siang saat saya berdiri di westafel, tiba-tiba rasanya gelap. Saya langsung lari ke kamar dan saya pingsan di kamar. Wah, drama deh, pakai pingsan segala. Saya terbangun dari pingsan dan langsung menghubungi teman saya  ntuk mengantarkan saya ke rumah sakit untuk test darah, saya takut saya pingsan lagi karena saya sendirian di kost ( Btw, aku anak kost).. hehe Kata teman saya, saya kena DBD karena ada muncul bintik-bintik merah di badan saya. Hal itu membuat saya semakin takut.

Sampai di rumah sakit, langsung test darah dan menunggu 2 jam untuk ambil hasilnya. Selama menunggu rasanya kepala sakit sekali, perut sakit, tapi tidak terus menerus. Hasil test darah keluar, saya melihat nilai trombosit saya masih sekitaran 200 ribuan. Okay fix aku tidak demam berdarah, sedikit lega. Karena saya fokus di nilai trombosit saya, nilai test widal sekilas saya lihat ada tulisan negatif, saya simpulkan saya hanya demam biasa, bukan juga tipus, dan bukan DBD.2 jam lagi menunggu konsul ke dokter penyakit dalam (internist) dengan perasaan yang sedikit tenang.

Jam 6 tiba, saya langsung ketemu dengan dokter saya. Hal pertama yang saya sampaikan adalah, "Dok, hasil test darah saya baik semua, trombosit 200 ribuan, saya tidak DBD Dok", dengan senyum bahagia. Kemudian dokter melihat hasil test darah, kemudian "Lah, iya kamu tidak DBD, tapi kamu kena tipus, ini nilainya sudah tinggi semua". Dhuarrr.. "lah saya lihatnya tadi negatif Dok" respon saya. Dokter bilang, "iya standardnya negatif, dan kamu nilainya sudah 1/320 di beberapa kategori, ini harus opname". Jrengg, rasa percaya diri yang dari sore jam 4 terbangun, runtuh jadinya. 

Dan, akhirnya jumat malam saya pun harus mulai menginap di rumah sakit..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun