Mohon tunggu...
Dora NovelianaFitri
Dora NovelianaFitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi PPG Prajabatan 2022 - Universitas Jambi

Mahasiswi PPG Prajabatan 2022 - Universitas Jambi I am passionate about learning things, thus I can challenge myself, give my best and go beyond my limits.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Inilah Beberapa Strategi yang Dapat Diterapkan dalam Mengenal dan Memahami Karakter Peserta Didik

9 Februari 2023   16:10 Diperbarui: 9 Februari 2023   16:27 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Karakteristik siswa abad 21 tentu tak bisa disamakan dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka perlu mengenali potensi dirinya sendiri -- bukan hanya karakter, tapi juga bakat dan minatnya. Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengenali dan memahami karakter siswa. 

Pertama, kenali temperamen siswa Pada dasarnya, bagaimana siswa memahami materi pelajaran dan mengerjakan tugas-tugasnya terkait erat dengan temperamen siswa itu sendiri. Bahkan eksplorasi cara-cara baru dalam menuntaskan tugasnya juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik siswa. Ada sebagian siswa yang tampak antusias dan mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada pula karakter siswa yang cenderung berhati-hati saat beradaptasi dengan lingkungan baru, namun semakin santai seiring waktu.

Kemudian yang kedua, amati siswa selama proses belajar. Sebagai individu, karakter siswa tampak dari caranya berkomunikasi -- baik verbal maupun non-verbal. Bagaimana siswa berinteraksi dengan teman-temannya juga bisa memberi petunjuk tentang karakteristiknya. Lebih dari itu, pola interaksi yang sama boleh jadi terulang pada saat siswa harus bekerja dan mengerjakan tugasnya dalam kelompok. Apa lagi karakteristik siswa yang penting untuk diperhatikan selama proses belajar? Guru perlu memperhatikan bagaimana siswa berkomunikasi -- apakah mengajukan pertanyaan, aktif dalam diskusi, hingga bagaimana tingkat kesulitannya dalam mengerjakan tugas.

Ketiga, adakan komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah menjadi penanda penting karakteristik guru dan siswa abad 21. Komunikasi dua arah berperan penting sebagai sarana Guru untuk mengetahui sudut pandang dan perasaan siswa. Bahkan, siswa dapat menyampaikan apa yang ingin diketahui dan dipelajarinya melalui komunikasi yang baik denganGurunya. Bagaimana mengembangkan komunikasi dua arah yang baik? Guru dapat memulai dengan bertanya tentang pendapat siswa, misalnya. Keempat, menyertakan siswa pada Program Pengenalan Diri. Jika Guru perlu memahami karakteristik peserta didik, maka bagaimana dengan siswa sendiri? Karakteristik siswa abad 21 tentu tak bisa disamakan dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka perlu mengenali potensi dirinya sendiri -- bukan hanya karakter, tapi juga bakat dan minatnya.
Jika karakteristik siswa dapat dipahami melalui observasi, bakat dan minat memerlukan cara pemahaman yang berbeda. Bakat siswa tampak dari kemampuannya, prestasinya, bahkan tes intelegensi nya.

Selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, tentu Guru mengalami berbagai kendala yang sebagian besar menimbulkan kekhawatiran yang dirasakan oleh Guru dan juga siswa di kelas harus segera diidentifikasi dan dicarikan jalan keluar supaya resiko learning loss yang menjangkiti siswa dapat diminimalisir. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan kendala dan kekhawatiran Guru terhadap siswa selama proses belajar meliputi; Strategi mengajar yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa. Siswa sulit memahami pelajaran saat ini bisa jadi disebabkan oleh pemilihan strategi mengajar yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Pemilihan strategi mengajar yang tidak tepat akan sangat mempengaruhi teknik mengajar guru di kelas. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh pada ketercapaian tujuan pembelajaran. Siswa yang merasa tidak cocok dengan cara Guru mengajar akan kehilangan semangat dalam belajar. Wah, berbahaya sekali, ya!

Selain itu juga, kondisi tempat belajar tidak kondusif. Saat belajar di rumah, sering kali terjadi siswa justru tidak dapat belajar dengan baik. Hal ini disebabkan karena kondisi ruangan belajar yang kurang kondusif. Tempat belajar seperti apa yang dikategorikan sebagai tempat belajar yang tidak mendukung proses belajar mengajar? Ruangan belajar dengan pencahayaan buruk, sirkulasi udara yang tidak lancar, tidak bersih, berantakan, dan jauh dari tempat penyimpanan alat belajar dapat dimasukkan sebagai tempat belajar yang tidak kondusif. Selanjutnya, suasana belajar yang tidak mendukung. Suasana belajar juga memberikan kontribusi penting dalam keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Suasana belajar yang tidak mendukung misalnya dekat dengan jalan raya, berisik, orang-orang banyak berlalu lalang, dan lain sebagainya. Suasana belajar tidak kondusif akan membuat perhatian siswa teralihkan dan tidak fokus pada pelajaran.

Poin berikutnya adalah kurangnya alat dan bahan penunjang pembelajaran. Pembelajaran di era new normal harus didukung oleh alat-alat penunjang pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh membutuhkan piranti elektronik seperti komputer, HP, atau tablet. Pertemuan tatap muka terbatas juga membutuhkan bantuan peralatan terutama jika menerapkan metode hybrid learning. Komputer, microphone, dan jaringan internet yang bagus akan sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Selain alat-alat, media pembelajaran juga menjadi salah satu sebab siswa sulit memahami pelajaran. Kelima, kondisi fisik dan psikis siswa. Penyebab siswa mengalami kesulitan belajar lainnya adalah kondisi fisik dan psikis siswa. Kondisi fisik yang kurang fit pasti akan membuat siswa kehilangan semangat dan fokus dalam belajar. Kelelahan, kejenuhan, dan juga kecemasan yang berlebihan juga dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar di masa pandemi ini.

Semua orang memiliki kemampuan atau kecerdasan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan pada setiap orang seperti ini wajar terjadi karena masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Dalam teori Gardner, setiap orang memiliki delapan kemampuan berbeda, yaitu, Musikal, Logika-Matematika, Visual-Spasial, Kinestetik, Intrapersonal, Interpersonal, Naturalistik, Verbal-Linguistik. Pertanyaannya, yang manakah kemampuan atau potensi diri yang dimiliki anak? Jika memang kemampuan logikanya kurang baik, misalnya, mengembangkan kemampuan tersebut akan terasa seperti menggarami lautan. Sebaliknya, mengembangkan kemampuan musikal yang merupakan potensi diri siswa akan terasa jauh lebih mudah (imagine yourself like a plane taking off).

Kreativitas membuat siswa mampu menunjukkan keunikan-keunikan dalam membuat atau melakukan sesuatu yang tentu saja berbeda dengan orang lain. Beberapa cara Guru mengidentifikasi bakat yang terpendam dalam diri peserta didik. Pertama, Guru ba melakukan pengamatan. Pengamatan dapat Guru lakukan setiap hari. Dengan mengamati kesukaan siswa, kebiasaan, topik pembicaraan yang sering diperbincangkan dapat dijadikan salah satu acuan untuk menggali potensi yang terpendam dalam diri peserta didik. Guru dapat membuat lembar pengamatan atau observation sheet untuk merekam hasil pengamatan. 

Kedua, menganalisis hasil ujian/tes. Analisis pengembangan potensi peserta didik dapat dimulai dengan analisis hasil tes atau ujian. Guru dapat melihat peserta didik lebih baik menonjol dalam mata pelajaran apa akan terlihat dari hasil tes atau ujiannya. Hasil analisa ini juga dapat Guru manfaatkan untuk mengenali kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh peserta didik. Misalnya peserta didik yang menonjol di pelajaran Matematika memiliki kecerdasan majemuk matematis atau siswa yang nilainya bagus dalam pelajaran Bahasa memiliki kecerdasan bahasa/linguistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun