Mohon tunggu...
Donny Ginting M
Donny Ginting M Mohon Tunggu... Administrasi - ....apa yang ingin diperbuat orang lain bagimu, perbuatlah demikian bagi orang lain...

Hidup bukanlah sekedar hidup, tetapi hidup adalah bagaimana usaha kita menjalani hidup atas kehidupan tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Pemimpin yang Berhasil"

20 November 2020   18:40 Diperbarui: 20 November 2020   18:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kamu peroleh tanpa bersusah-susah dan kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi kamulah yang diam di dalamnya; juga kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, kamulah yang makan hasilnya.  

Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. 

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" 

Lalu bangsa itu menjawab: "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain! Sebab TUHAN, Allah kita, Dialah yang telah menuntun kita dan nenek moyang kita dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan, dan yang telah melakukan tanda-tanda mujizat yang besar ini di depan mata kita sendiri, dan yang telah melindungi kita sepanjang jalan yang kita tempuh, dan di antara semua bangsa yang kita lalui, TUHAN menghalau semua bangsa dan orang Amori, penduduk negeri ini, dari depan kita. Kami pun akan beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah kita." 

Tetapi Yosua berkata kepada bangsa itu: "Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN, sebab Dialah Allah yang kudus, Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni kesalahan dan dosamu. Apabila kamu meninggalkan TUHAN dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu serta membinasakan kamu, setelah Ia melakukan yang baik kepada kamu dahulu. Tetapi bangsa itu berkata kepada Yosua: "Tidak, hanya kepada TUHAN saja kami akan beribadah." Kemudian berkatalah Yosua kepada bangsa itu: "Kamulah saksi terhadap kamu sendiri, bahwa kamu telah memilih TUHAN untuk beribadah kepada-Nya." Jawab mereka: "Kamilah saksi!" Ia berkata: "Maka sekarang, jauhkanlah allah asing yang ada di tengah-tengah kamu dan condongkanlah hatimu kepada TUHAN, Allah Israel.Lalu jawab bangsa itu kepada Yosua: "Kepada TUHAN, Allah kita, kami akan beribadah, dan firman-Nya akan kami dengarkan. Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem. Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN.  Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu."Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.

Yosua 24: 13-28, adalah kisah Perjanjian Lama dan yg biasa kita dengarkan, namun selalu menyegarkan dan memberikan sukacita, kekuatan, semangat dan pengharapan untuk melangkah sebagai orang beriman. Satu ‘phrase’ paling terkenal dalam nats ini adalah “TETAPI AKU…,” yg menjadi  pemantik posisi, pendirian  dan komitmen yang tak tergoyahkan dalam hidup bersahabat dengan Tuhan. Kata-kata ini keluar dari mulut Yosua – Hamba Tuhan yg taat dan setia - Sang Pemimpin karismatik yang membawa bangsa itu melintasi Padang gurun dan hadangan musuh untuk masuk ke Tanah Perjanjian.

Yosua tahu bahwa dia sudah uzur. Tak lama lagi, masa kepemimpinannya akan berakhir. Dia akan meninggalkan dunia yang fana ini. Tetapi sebagai orang berkhikmat, dia ingin meninggalkan bangsa Israel dalam perjuangan yang pasti dan iman yang kokoh. Dengan demikian, sejarah keselamatan melalui bani Israel akan berlanjut. 

Untuk itu dia mengumpulkan perwakilan semua suku Israel: para tua-tua, para kepala, para hakim dan pengatur pasukan. Dia menyelenggarakan semacam “Sinode Agung” di Sikhem, dalam rangka pembaharuan perjanjian dan komitmen untuk taat dan setia kepada Tuhan Allah. Yosua tidak mau memaksakan kehendak. Dia memimpin ‘Sinode’ tersebut secara demokratis.

Setelah membentangkan sejarah penyertaan dan intervensi (campur tangan Tuhan) dalam perjalanan mereka, sejak “exodus” dari Mesir termasuk kisah termasyhur di Laut Teberau,hingga “Yahweh” menyerahkan musuh-mush ke tangan orang Israel, dia meminta mereka semua merenung. Mereka dituntut untuk paham betul bagaimana hubungan bangsa itu dengan Tuhan. Setelah itu, mereka harus mengambil sikap. Yosua berkata, “…Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. TETAPI AKU dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan” (24:15c).

 

Ada  3  poin   khusus  yang  sangat  penting    bagaimana   menjadi  seorang  pemimpin  yang  berhasil :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun