Mohon tunggu...
Doni Ekasaputra
Doni Ekasaputra Mohon Tunggu... Dosen - Jebolan Mahad Aly Situbondo

Mengolah rasa menuju cinta-Nya

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Silaturrahmi Lagi Ramai, Jangan Puasa Syawal Dulu

22 Mei 2021   12:00 Diperbarui: 22 Mei 2021   12:12 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mungkin antum bertanya, kenapa mesti jangan puasa dulu, bukannya sunnah? Kalau antum termasuk orang yang bertanya demikian maka dapat dipastikan bahwa antum belum ngerti benar maksud hadis berikut ini:

Lebih kurang, terjemah hadis adalah, "Jika kalian puasa Ramadan kemudian (dilanjutkan) dengan puasa 6 hari bulan Syawal maka dirimu itu seperti puasa setahun penuh"

Dari jalur rawi, hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim. Beberapa kitab hadis juga menyebutkan kapasitas imam Muslim sebagai perawinya. Tentu kesahihannya tidak bisa disanksikan lagi.

Dari sisi terjemah, hadis ini sangat jelas. Bahkan lebih jelas dari sorot terik mentari di siang bolong. Darinya orang kemudian dapat memetik motivasi besar akan keutamaan puasa 6 hari saja di bulan Syawal. Kenapa mesti nambah 6 hari saja? Apa bisa dikurangi? Atau bilangan 6 hari tersebut ada makna lain?

Dengan tegas saya jawab gak ada pemahaman yang lain karena bilangan 6 pada hadis tersebut masuk ragam lafal yang qathi' al-dalalah (monotafsir). Kalau gak pernah belajar usul, gak kira tahu yang beginiaan. Hihiii.......

Okey lanjut...

Walau terjemah hadis di atas sangat jelas namun hadis tersebut sangat suram kalau dijadikan sebagai pijakan untuk berbicara tehnis puasa yang dimaksud.

Bahkan ada yang lebih fatal lagi, dengan semangatnya ada orang ptotes kepadaku, "Kalau puasa enam hari pahalanya seperti puasa setahun, itu artinya puasa Ramadan selama sebulan full kalah saing donk?" Waduuuh...Kacau-kacau ini orang.

Baiklah kalau begitu!

Untuk lebih jelasnya mengenai tehnis dan maksud hadis tersebut, mari kita rujuk langsung syarah Imam Nawawi terhadap hadis tersebut.

Imam Nawawi memulai uraiannya dengan mengutip perbedaan ulama tentang hukum puasa yang dimaksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun