Masih ingat dengan tagar #UNINSTALLBUKALAPAK?
Kisah ini ini bermula tepat sehari sebelum Valentine's day beberapa bulan lalu..  Kala  itu CEO Bukalapak Achmad Zaky menulis status pada akun Twitternya sebagaimana pada gambar berikut :
Dampaknyapun juga tak pernah disangka-sangka oleh Zaky, sebab setelah itu muncul tagar #UNSINSTALLBUKALAPAK sebagai perwujudan protes dari para netizen di tanah air.
Meskipun Zaky sudah berusaha melakukan klarifikasi, bahwa dirinya tidak  bermaksud  untuk meremehkan atau menghina Presiden Jokowi, namun para ntizen  yang sudah terlanjur marah, dan tak bisa menerima begitu saja.
Gerakan massal yang pada intinya akan memboikot BUKALAPAK ini tidak main-main sebab tepat pada hari Valentine lalu, Ahmad Zakypun menerima 'hadiah khusus' berupa nangkringnya tagar #UNINSTALLBUKALAPAK sebagai trending topic di Twitter.
Tidak berhenti sampai disitu saja, ibarat kata Bukalapak seperti sedang dihempas badai Tsunami yang membuat  bisnisnya kian terpuruk. Hal ini bisa dilihat pada data jumlah pengunjung Bukalapak yang menurun drastis sebagaimana tampak pada gambar berikut :
Dengan adanya gerakan tagar #UNINSTALLBUKALAPAK, maka hal ini justru menguntungkan pihak Tokopedia sebagai rival beratnya. Sebab situsnya menjadi tempat pelarian para pengunjung yang merasa tersinggung dengan cuitan Zaky tersebut.
Pada periode sebelumnya, jumlah rata-rata pengunjung harian BUKALAPAK selalu unggul, namun sejak kasus ini bergulir, Bukalapak kehilangan cukup banyak pengunjungnya.Â
Jika pada bulan-bulan sebelumnya jumlah pengunjung rata-rata diatas 4 Juta per hari, maka selama bulan Maret 2019 rata-rata menjadi dibawah 4 juta.  Analisis detail perihal potret kinerja Tokopedia VS Bukalapak menunjukkan bahwa seseungguhnya Bukalapak sangat berpotensi menduduki ranking teratas pada bisnis e-commerce di Indonesia, namun akibat dampak tagar #UNINSTALLBUKALAPAK tersebut memnuat Bukalapak  tiarap sementara. Tentu hal ini sangat menyesakkan hati terutama pada diri Ahmad Zaki dan segenap karyawan Bukalapak.