Mohon tunggu...
Doni Prayoga
Doni Prayoga Mohon Tunggu... Lainnya - penulis baru

menulis dengan bersumber artikel dan jurnal yang dapat dipercaya

Selanjutnya

Tutup

Money

Bukan Hanya Rasanya yang Enak, Kerupuk Udang Memiliki Prospek Bisnis yang Sangat Menguntungkan!

26 November 2020   11:00 Diperbarui: 26 November 2020   11:39 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh :  Doni Prayoga (1) dan Junianto (2)

1. Mahasiswa Program Studi Perikanan Unpad

2. Dosen Program Studi Perikanan Unpad

Pasti kalian pernah mencoba atau mencicipi kerupuk udang bukan? Ya betul, jika kalian pergi ke undangan sauadara atau teman biasanya disediakan sebagai makanan pelengkap.  Di beberapa warung, minimarket atau supermarket juga rumah makan sudah menyediakan produk kerupuk udang ini baik yang masih mentah maupun sudah matang. Sehingga produk pengolahan perikanan ini mudah ditemukan.

Sebelumnya kalian taukan kerupuk itu apa? Kerupuk  merupakan  salah  satu  makanan ringan yang banyak diminati para konsumen, rasanya yang gurih dan  teksturnya sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai salah satu pelengkap aneka  hidangan yang banyak dicari oleh para konsumen (Mujanah dkk. 2016). Nah untuk kerupuk udang sendiri adalah kerupuk yang bahannya terdiri dari adonan tepung  dan udang. Kerupuk udang mempunyai beberapa kualitas bergantung pada komposisi banyaknya udang yang terkandung dalam kerupuk. Semakin banyak jumlah udang yang terkandung dalam kerupuk semakin baik kualitasnya.

Menurut Astawan dan Astawan (1988), pembuatan kerupuk udang menggunakan bahan utama tepung tapioka. Sedangkan bahan tambahan lainnya adalah udang, telur/susu, garam, gula, air, dan bumbu (bawang putih. bawang merah, ketumbar, dan sebagainya) yang bervariasi.

Adanya industri yang mengolah produk primer dan mengubahnya menjadi produk baru yang tentunya nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena dikeluarkannya  biayabiaya sehingga terbentuk harga baru yang lebih tinggi dan keuntungannya  lebih  besar  bila dibandingkan  tanpa  melalui  proses pengolahan. Menurut Ingranti dkk. (2012) peningkatan  nilai  tambah  dari  harga bahan  baku  kerupuk  udang  rata-rata Rp.  47.500,00  per  kilogram  setelah diolah  menjadi  kerupuk  udang  dan sampai  ke  tangan  konsumen  akhir dengan  harga  rata-rata  sebesar  Rp. 130.000,00  per  kilogram,  maka peningkatan  nilai  tambah  udang menjadi  kerupuk  udang  adalah  Rp. 82.500,00 per kilogram.

Pemasaran kerupuk udang ini biasanya langsung dijual ke konsumen rumah tangga, terus dijual juga di pasar maupun minimarket/supermarket dan beberapa dijual di pusat oleh-oleh. Dalam  aspek  promosi,  kemasan  mempunyai  peranan  penting  dalam promosi,  dalam  hal  ini  peningkatan  kemasan  dapat  efektif  untuk  menarik perhatian konsumen-konsumen baru. Untuk menjaring konsumen barupemasaran secara online bisa digunakan karena dengan begitu konsumen asal dari daerah lainpun bisa mengetahui produk ini dan membelinya, dengan memasarkannya Shopee, Bukalapak, Tokopedia dll, juga bisa memasarkannya menggunakan media sosial seperti Facebook, Instragram dan aplikasi lain yang serupa.

Usaha di bidang kerupuk sangat menjanjikan untung besar. Karena kerupuk digemari banyak orang dari semua kalangan. Sehingga pangsa pasarnya yang luas dan senantiasa laris manis dibeli orang. Walaupun tingkat persaingan atau kompetitor di usaha bidang kuliner kerupuk sangat tinggi tetap usaha ini masih memiliki prospek cerah asalkan kerupuk yang dijual berbeda dengan kerupuk para kompetitor. Karena walaupun banyak pengemar krupuk namun banyak juga produsen krupuk untuk itu penting sekali dilakukan peningkatan kualitas produk dengan cara menggunakan teknologi tepat guna, dengan begitu dapat bersaing dan mendapatkan banyak keuntungan.

REFERENSI

Astawan, M.W. dan Astawan, M. 1988.  Teknologi Pengolahan Pangan  Hewani  Tepat Guna. Akademika Pressindo. Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun