Mohon tunggu...
Doni Arief
Doni Arief Mohon Tunggu... Dosen - Faqir Ilmu

Pencari dan penikmat kebenaran paripurna

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Makna Idul Fitri

28 Mei 2020   15:55 Diperbarui: 28 Mei 2020   15:49 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di satu sisi, kita melihat penyambutan keluarga juga penuh dengan kehangatan dan kebahagian ketika mereka melihat anggota keluarganya kembali ke rumah.

Sketsa dunia inilah yang terjadi, kalau kita ingin mengeksplorasi makna kata "kembali" secara hakikat, maka kita akan melihat sketsa yang lebih luas lagi. Kalau hanya untuk tujuan dunia, manusia habis-habisan untuk mengejarnya, maka sudah seharusnya untuk tujuan akhirat, mereka harus lebih memprioritaskannya. 

Memperoleh jabatan yang tinggi dan mengumpulkan harta tanpa mengenal letih, bahkan terkadang tanpa disengaja atau disengaja dilakukan dengan cara yang haram. Mengejar harapan di dunia yang tidak akan pernah kering, bias dan relatif, seperti mengejar fatamorgana yang menipu pandangan. 

Setelah merasa berhasil dengan pencapaian dunia, sampai melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, maka harta tidak menjadi garansi bagi keselamatan hidup di akhirat, karena harta tidak akan dibawa mati, yang dibawa adalah ibadah dan amal semasa hidup. Merpersiapkan ibadah dan amal adalah cara terbaik sebelum kita pulang ke kampung halaman yang sebenarnya, yaitu surga. 

Seharusnya, kita merasa bahagia dengan banyaknya ibadah dan amal yang masih bisa dilakukan di dunia. Kematian bukan hal yang menakutkan, tetapi menjadi transportasi menyenangkan yang akan mengantarkan kita ke kampung halaman, di mana kita akan disambut oleh para malaikat dan dimuliakan Alloh swt. 

Secuil kebahagiaan pulang kampung yang kita rasakan di dunia, tidak pernah sebanding dengan kebahagiaan ketika kita pulang ke kampung akhirat. Sudah saatnya, kita harus mampu menentukan skala prioritas dalam mejalani kehidupan yang singkat ini.

Makna kata "Fitri"

Fitri berasal dari bahasa Arab yang memiliki beberapa arti, di antaranya:

Pertama. Di dalam Alquran digunakan kata, "fitrah", yang berarti kondisi awal penciptaan manusia, dan dia selalu berada pada posisi tersebut sebagaimana yang dinyatakan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Dalam Q.S. Ar-Rum: 30 dijelaskan bahwa Alloh swt, menciptakan manusia sesuai dengan fitrah-Nya. Dengan demikian, makna fitrah yang dimaksud adalah manusia diciptakan dengan kecenderungan suci, tidak berdosa dan selalu mencari keberadaan Tuhan untuk mengesakan-Nya (Tauhid). 

Manusia diciptakan untuk beribadah kepada Tuhan yang merupakan naluri fitrahnya, sehingga sejahat-jahatnya manusia pasti tetap cenderung pada nilai keTuhanan, dalam bentuk pengabdian dan peribadahan. Bahkan, ketika manusia berusaha menolak keberadaan Tuhan sekalipun (atheis), secara tidak langsung dia masih berTuhan kepada kesombongan dirinya. 

Pada dasarnya manusia lebih mudah untuk berbuat baik daripada berbuat jahat, karena sesuai dengan fitrahnya. Maka, yang membuat manusia itu jahat atau tidak menerima Tuhan (agnostik) diakibatkan karena pengaruh lingkungan dan pergumulan sosialnya (milleo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun