Mendapat buku bertanda tangan dari penulisnya "sesuatu" banget. Dokter Posma Budianto  yang baik hati dan tidak sombong minggu lalu membagi buku Diary Sang dokternya pada saya. Beberapa cerita  dalam buku sudah  saya baca saat pertama tayang di Kompasiana.
Tentu saja  rasanya berbeda kalau kita baca cerita yang sudah dibundle  dibanding  membaca serial  "on line' lewat gawai.  Membaca buku dari kertas, membuat kita lebih fokus membaca dan mikirnya jadi lebih dalem. Pilihan kata dan penyusunan kalimat tak terlalu berbeda dengan tulisan  sebelum campur tangan editor. Sederhana,mudah dipahami.
Membaca catatan kerja dokter Posma membuat saya banyak berprasangka. Kebetulan RS Myria  tempat dokter Posma bekerja jaraknya sekitar dua kilo meter saja dari rumah. Rata-rata kami yang tinggal di kelurahan Kebun Bunga-Palembang biasa dirujuk ke sana.
Anak yang keminum air  uap shabu di halaman 109,eh jangan-jangan ini anaknya  Kuyung itu dulu itu.  Nona  tiroid halaman 163 ,kok mirip-mirip penyakit si X ya. Wkkkk pikiran saya tang ting tung ke mana-mana,mencoba mencocok cocokan  bisik-bisik tetangga dengan tokoh di dalam cerita.
Thanks untuk bukunya dokter Posma.****
