Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cabut WNI Habib Rizieq, Mengapa?

9 Juni 2019   04:27 Diperbarui: 9 Juni 2019   04:33 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah petisi pembubaran FPI kini muncul petisi cabut hak warga negara Indonesia Habib Rizieq Shihab. Entah apa yang mereka inginkan yang jelas bentuk rasa benci yang tidak untuk kehidupan bernegara. Kalaulah ia bersalah harusnya dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Selama ini Habib Rizieq Shihab tidak pernah merugikan negara, baik berupa immateri apalagi materi.

Habib Rizieq Shihab bukan pejabat publik yang dapat mengambil kebijakan. Ia hanya warga negara biasa yang cinta negara dan agama. Sementara para koruptor yang jelas-jelas merugikan negara tidak ada komponen yang mendesak pencabutan warga negara. Jadi aneh cara berpikir bila dibumbui dengan kebencian. Tentu cara berpikir yang merugikan diri sendiri maupun orang lain bahkan negara.

Berbeda dengan tokoh oposisi lainnya, Habib Rizieq Shihab memang bukan tokoh parpol. Namun demikian suaranya mampu menggerakan jutaan manusia. Setidaknya aksi-aksi umat Islam di Jakarta tak bisa lepas dari perannya. Lalu di mana salahnya Habib Rizieq Shihab sehingga ada kelompok orang yang ingin kewarganegaraannya dicabut. Mengapa mereka begitu benci padanya. Satu hal yang pasti HRS memang membuat para mafia tidak nyenyak tidur.

Bukan bermaksud menuduh akan tetapi patut diduga ada oknum-oknum elit politik dibalik bergulirnya petisi cabut kewarganegaraannya. Pasalnya HRS dianggap pendukung militan capres 02. HRS dianggap mampu menggerakan massa. Wajar bila Hendropriyono beberapa waktu yang lalu menyindir HRS dan keturunan Arab yang ada di Indonesia. Gerah dengan kemampuan HRS yang bisa membahayakan posisi Jokowi.

Bahkan ulama-ulama lain di Indonesia belum pernah mampu melakukan aksi damai dengan melibatkan massa sebanyak aksi yang dihadiri HRS. Meski di luar negeri, himbauan HRS hingga hari ini masih didengar. Setidaknya PKS dan PAN merasakan 'nikmat' tersebut. Suara mereka cukup untuk lolos PT atas jasa himbauan HRS. Kini dengan situasi politik yang masih memanas, tiba-tiba muncul keinginan mencabut kewarganegaraan HRS.

Bila kebencian sudah tertanam, segala cara dilakukan demi memenuhi hasrat. Kebencian terhadap HRS membuat muncul petisi tersebut. Sekali lagi, harusnya petisi itu bersifat umum. Misalnya cabut kewarganegaraan para pelaku korupsi. Petisi ini lebih nasionalis ketimbang petisi sentimen yang sedang berlangsung.

Saya sarankan kepada pembuat petisi atau orang-orang yang ingin HRS dicabut kewarganegaraannya agar segera berpikir lebih sehat. Jangan memanasi suasana. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun