Saya: "siaaap mas menyimak sayanya"
Pengantri: "sekarang saya mau bertanya kepada masnya, kira-kira apakah bisa (sambil menunjuk ke arah dalam toko) seorang yang sama sekali tidak pernah dan bahkan belum tau bentuk sepatu itu seperti apa kok tiba-tiba mengajarkan membuat sepatu..mana sampek berani mengadakan pelatihan lagi?"
Saya: "eeee...yaa...anuu mas...eee ya sepertinya gak mungkin kok mas" jawab saya sambil melihat nomor antrian
Pengantri: "naaahhh... apa kubilang masnya saja kurang meyakini kaan...hahahaha"
Saya: "laah memangnya kenapa ya mas?" tanyaku sambil kembali menggaruk kepala yang tidak gatel
Pengantri: "Mas..saya kasih tau ya, jadi....ini maaf cakap ya...ahli roti itu ya kalau mengajarkan membuat roti dan pake pelatihan yang mahal pun pasti hasilnya dan animo masyarakat tinggi"Â
Saya: "yaa...trus mas.." sambil saya terus menyimak
Pengantri: "saya yakin 100% mas kalau ahli roti ini mencontohkan membuat sepatu sementara dia belum pernah melihat bentuk sepatu itu tapi mengajarkan cara membuat sepatu, itu nanti jadinya seperti apa mas, jadi roti sepatu, yang bisa dimakan tanpa dikunyah?"
Saya: "maksudnyaa gimana ya mas?"
Pengantri: "ya maksudnya sangat konyol dan maksa kalau ahli roti ini sampai memberikan contoh yang dia sendiri gak tau apa yang akan dicontohkannya, ya intinya gini aja mas kalo memang gak tau dan belum pernah memakai sepatu apalagi belum pernah melihat bentuk sepatu itu seperti apa ya mending gak usah gengsi deh, toh orang juga malah respek ke dia kalau jujur dan legowo, mana suruh maksa orang pake sepatu lagi...hahahahaha"
Suara speaker berbunyi: "nomor antrian 23 silahkan menuju kasir nomor 3"