Krisis baru mengancam Inggris. Ini terkait hancurnya industri baja di negara itu, yang menyebabkan warga khawatir akan munculnya kota hantu.
Hal ini merujuk bangkrutnya pabrik British Steel di kota Scunthorpe, Lincolnshire. Masa depan pabrik baja itu terancam pada bulan Maret ketika pemiliknya asal China, Jingye, mengatakan pabrik merugi US$923.000 (Rp 15 miliar) per hari dan "tidak lagi berkelanjutan secara finansial".
Secara fisik, Anda dapat melihatnya, kota tersebut dikelilingi oleh pabrik-pabrik," jelas Chris Cell, seorang dog walker berusia 52 tahun, dikutip AFP, Selasa
Kesepakatan talangan dengan pemerintah Inggris hingga saat ini masih ditolak. Padahal akhir pekan, pemerintah mengamankan undang-undang darurat yang memberinya kendali atas lokasi tersebut untuk menjaga tanur sembur tetap menyala.
Solusi jangka panjang belum disetujui. Hal ini membuat 2.700 pekerja pabrik tersebut dalam ketidakpastian.
Baja sebenarnya telah mendominasi Lincolnshire sejak abad ke-19. Cerobong asap pabrik menjulang tinggi di atas rumah-rumah bertingkat rendah.
Ia mengatakan jika pabrik baja itu tutup, hal ini akan menjadi akhir bagi Scunthorpe. Kota bisa menjadi 'kota hantu'.
Pabrik tersebut juga mendominasi ekonomi lokal. Dengan pabrik baja menjadi pendorong utamanya.
"Pabrik baja itu adalah urat nadi kami," katanya.
"Jika Anda memotong jalan, semuanya akan habis, Anda tidak akan punya apa-apa," kata mantan pekerja baja Jim Kirk, 66 tahun, kepada AFP di luar sebuah toko di jalan utama Scunthorpe.
 China negara asal Jinghye Group meminta pemerintah Inggris memperlakukan pemilik British Steel itu dengan adil. Perlakuan yang buruk bisa merusak kpercayaan investor di negara tersebut.Suasana hati di kota, moral sangat rendah. Orang-orang tampaknya tidak punya harapan. Lebih banyak toko yang tutup, dan jika British Steel tutup, kota akan lebih buruk lagi, kota ini sudah hampir mati," tegasnya.
"Tidak akan ada jalan raya. Saya pikir kota ini hanya akan menjadi kota mati. British Steel sangat berarti bagi kota ini untuk tetap buka,".