Mohon tunggu...
Dody Ishak
Dody Ishak Mohon Tunggu... Freelancer - "Menulis bagian dari rasa kemerdekaan"

|| Sastra || Essay || Opini || Cerpen || Puisi ||

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik, dan Media Sosial di Tengah Masyarakat yang Masa Bodoh

10 Desember 2018   02:57 Diperbarui: 10 Desember 2018   14:34 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditengah pergulatan politik yang masif bahkan sangat ekstrem dimedia sosial, dengan pemberitaan-pemberitaan dari media-media terpercaya, dan dari media-media siluman yang sekonyong-konyong jadi.

Masyarakat, pengguna media sosial atau yang populer disebut netizen disuguhkan bermacam-macam isu dan pemberitaan. Mulai dari isu sosial, kebudayaan, agama dan tentunya isu-isu politik campur baur yang terjadi di tanah air.

Media sosial bisa dikatakan sebagai wadah paling mudah untuk mengakses informasi-informasi yang sedang berkembang dimanapun. Mengingat internet kini bukan lagi barang mewah, media sosial bahkan sudah menjelma menjadi salah satu kebutuhan masyarakat modern kita sekarang ini.

Selain media cetak dan elektronik, media sosial adalah solusi untuk mempermudah dalam pencarian informasi. Bukan hanya itu, melalui media sosial, kita juga bisa langsung menanggapi setiap topik hangat yang sedang kita ikuti.

Maka tidak heran jika kita sering melihat komentar pro dan kontra dari netizen disetiap tautan media berita dengan judul-judul dari topik mereka yang super-super itu. Dari itu, silang pendapat yang terjadi tidak menutup kemungkinan berlanjut menjadi polemik yang tidak ada ujungnya.

Lihat saja fenomena si kampret dan si cebong itu !

Demi untuk mempertahankan pendapat, mereka tidak segan-segan saling menyerang dengan kata-kata tidak mendidik. Makian, cacian, hujatan, dan yang paling miris adalah dengan saling memfitnah hanya untuk mempertahankan apa yang mereka sebut kebenaran menurut versi mereka masing-masing tanpa ada kendali, dan tanpa bisa dikendalikan. Tentunya efek dari kekisruhan ini berdampak buruk bagi mental anak-anak bangsa kita kelak.

Meski memang tidak bisa dipungkiri ada dampak baik dibalik kemudahan ini, tapi kita juga harus mengingat resiko terburuk dalam hal tersebut. Dampak baiknya adalah bertambahnya wawasan masyarakat melalui keterbukaan informasi sekarang ini, dan masyarakat lebih melek politik untuk turut mengambil bagian dalam kancah politik tanah air, namun buruknya jika perbedaan pendapat yang terjadi, merusak hubungan sosial kita dimasyarakat.

Ditengah tensi politik yang semakin memuncak ditahun politik ini, dengan pilpres dan pemilihan-pemilihan lain yang sebentar lagi berlangsung, sudah barang tentu hal itu akan menjadi pemberitaan paling hangat disetiap media terpercaya maupun media siluman. Ditengah itu pasti ada masyarakat yang masa bodoh dalam menanggapi hal tersebut.

Bukan tanpa alasan tentunya, mereka mungkin muak dengan propaganda-propaganda media, mulai dari media-media terpercaya dan dari maraknya media abal-abal dengan pemberitaan-pemberitaan mereka yang simpang siur, dan rancu yang menciptakan kegaduhan politik dimasyarakat. Ditambah dengan klaim-klaim unik para pejabat negara yang menggelitik, aneh mengajak bingung.

Mereka mungkin muak dengan kegaduhan yang seharusnya tidak terjadi, tapi terjadi. Seharusnya mendapatkan solusi, yang di dapat malah klaim aneh. Seharusnya memberi contoh, tapi malah sebalik tidak patut dicontoh. Seharusnya mendidik, malah menghardik. Seharusnya adil, tapi malah mengadili. Seharusnya menaungi, tapi malah menjerat. Seharusnya menyatukan, akhirnya malah mencerai beraikan. Seharusnya menepati, tapi malah mengecewakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun