Mohon tunggu...
dodo hawe
dodo hawe Mohon Tunggu...

Dodohawe, menjalani hidup biasa-biasa saja, orangnya biasa-biasa saja. Menjalani hidup normal apa adanya, yang penting dalam segala tindakan banyak manfaat untuk kehidupan bersama, untuk kemajuan agama dan bangsa...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hiasan Dinding dan komposisi

22 Februari 2009   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:19 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memasang hiasan dinding di dinding berupa foto, lukisan atau hiasan lain, butuh kompisi? “Jawabannya adalah, pasti”. Namun dalam memasang hiasan dinding apakah ada aturannya? Pertanyaan semacam itu, jawabannya relatif. Karena tergantung yang menilai, tergantung selera. Karena pendapat dan selera seseorang juga selalu berbeda. Pertanyaan itu, hampir mirip dengan pertanyaan seorang perserta workshop fotografi. Foto yang bagus itu seperti apa? Jawabannya, adalah relatif, karena selera orang selalu tidak sama.
Menurut Fotografer senior dari Kompas Arbain Rambay, menentukan foto bagus atau tidak itu, ibarat seseorang dalam memilih baju. Selera dalam memilih baju masing-masing orang pasti tidak sama.
Tapi apa salahnya, apabila kita mencoba memahami pendapat orang lain. Barang kalai pendapat itu masuk akal dan, menjadi pilihan alternatif. Paling tidak, kita menghargai pengalaman bervisualisasi seseorang, yang barang kali cocok dengan pemikiran kita.
Berikut tip-tip menata hiasan dinding di dalam rumah seperti yang disarankan oleh tabloid rumah:
Agar ‘tertangkap’ oleh mata; hiasan dinding, sebaiknya cukup besar bila dibandingkan dengan luas dinding tempatnya tergantung. Maka, jika hiasan dinding berukuran mungil, akan lebih baik jika memajangnya dalam bentuk grup (kelompok), ketimbang satu-satu menyebar di seluruh dinding ruangan. Sehingga terkesan lebih fokus.
Pajangan yang ditata dalam bentuk grup biasanya memiliki kesamaan tema. Entah jenis hiasan, ukuran, warna, atau piguranya. Untuk peletakan, jangan memasang hiasan-hiasan tadi terlalu dekat, karena menimbulkan kesan berantakan. Jangan pula menggantung terlalu jauh, karena akan hilang kesan kesatuannya.
Secara umum, ada dua macam tatanan secara grup untuk hiasan dinding:
SIMETRIS
Biasa dipakai untuk ruangan berinterior formal. Simetri bisa diperoleh dari cara peletakan yang seimbang antara kiri-kanan atau atas-bawah. Bisa juga dari kesamaan tema, ukuran, atau warna.
ASIMETRIS
Di sini, kesamaan tak terlalu dipentingkan. Sebaliknya, ukuran atau jenis benda yang dipajang bisa berbeda. Namun agar tak terlihat asal tabrak, “keseimbangan secara pengelihatan” tetap harus diperhatikan agar tetap indah dipandang.

Perawatan
Hiasan dinding perlu perawatan agar tahan lama. Untuk pigura kayu, gunakan pembersih khusus kayu dan kain lap lembut. Sementara untuk pigura logam warna emas atau perak, gunakan pembersih kaca. Setiap 3 - 5 tahun sekali, lap kaca sebelah dalam dari pigura.
Untuk menghindari dinding “bopeng” akibat salah paku, coba trik berikut:
- Ukur luas dinding yang akan digantungi hiasan.
- Hamparkan kertas koran di lantai, seluas dinding yang sudah Anda ukur.
- Letakkan dan atur hiasan dinding di lembaran koran sampai Anda menemukan komposisi yang dirasa tepat.
- Tandai lokasi hiasan dinding (sekaligus lokasi pakunya) dengan spidol.
- Tempelkan lembaran koran tadi pada dinding dengan isolasi khusus yang tidak membuat cat mengelupas.
- Pasang paku di tempat yang sudah ditandai tadi.
Mata biasanya lebih “tertambat” pada komposisi berjumlah ganjil atau tatanan selain persegi empat yang sudah sangat “biasa”. Karena itu cobalah mengatur sejumlah hiasan dinding dalam bentuk segitiga atau lingkaran.
- Tempatkan hiasan yang terlihat lebih ‘berat’ di bawah hiasan yang berkesan “ringan”. Demikian juga, letakkan hiasan berwarna gelap di bawah hiasan berwarna terang. (www.dodohawe.com)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun