Mohon tunggu...
Dodi safari
Dodi safari Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Lembaga Eijkman

Mikrobiologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Haemophilus influenzae dan Cara Menumbuhkannya

22 Januari 2021   16:40 Diperbarui: 23 Januari 2021   07:21 4044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Haemophilus influenzae pada media agar cokelat (Koleksi Unit Bakteriologi)

Saat pertama kali mendengar kata Haemophilus influenzae (H. influenzae), mungkin yang terbersit di benak Anda suatu jenis virus yang dapat menyebabkan penyakit influenza (flu). 

Namun ternyata hal tersebut tidaklah benar. H. influenzae merupakan salah satu jenis bakteri flora normal yang biasa ditemukan di nasofaring manusia, bersamaan dengan bakteri pneumokokus dan bakteri lainnya. 

Dalam kondisi tubuh yang sehat, keberadaan bakteri ini tidak akan menimbulkan gejala penyakit apapun. Akan tetapi pada saat kondisi imunitas seseorang menurun, bakteri H. influenzae dapat menginvasi ke dalam tubuh sehingga menyebabkan berbagai penyakit dari yang sedang sampai yang berat seperti infeksi otitis media (congek), meningitis, pneumonia, sepsis, arthritis, dan cellulitis. 

H. influenzae termasuk ke dalam kelompok bakteri Gram negatif yang berbentuk kokobasil (menyerupai batang pendek) dan filamen (bentuk lainnya; pleomorfik). 

Bakteri ini sering disebut juga sebagai bakteri pencinta darah (the blood lover) sesuai dengan asal kata Haemophilus yaitu Haima yang berarti darah (blood) dan philus yang berarti pencinta (friend, lover). 

Penamaan tersebut merujuk pada karakteristik bakteri ini yang membutuhkan hemin dalam media pertumbuhannya. Hemin merupakan suatu zat yang terdapat di dalam hemoglobin sel darah merah. 

Sejauh ini H. influenzae diketahui tidak bisa bertahan hidup di lingkungan seperti pada permukaan benda mati, manusia merupakan satu-satunya reservoir (tempat tinggal) dari bakteri tersebut.

Terdapat enam tipe dari H. influenzae berdasarkan struktur kapsul polisakarida antigen di permukaan sel yaitu tipe a, b, c, d, e, dan f. Sebelum era vaksinasi, H. influenzae tipe b, disingkat Hib merupakan serotipe yang paling banyak dilaporkan menyebabkan infeksi di beberapa negara. Indonesia sendiri sudah melakukan vaksinasi Hib secara nasional sejak tahun 2013 dengan vaksin Pentabio yang diproduksi oleh PT Biofarma, Bandung.

Sampai saat ini, bakteri H. influenzae masih sangat jarang ditemukan dan dilaporkan oleh rumah sakit di Indonesia. Hal ini sebabkan bakteri ini memerlukan dua zat yang esensial untuk bisa tumbuh secara in vitro di plat agar yaitu hemin (disebut juga faktor X) dan nicotinamide-adenine dinucleotide (NAD, disebut juga faktor V) yang belum banyak diaplikasikan di laboratorium di Indonesia. 

Komponen hemin ini yang bisa diperoleh dari darah yang dilisis dengan suhu dan kondisi tertentu. Plat agar coklat dengan suplemen faktor X dan V adalah media tumbuh yang paling optimum pada kondisi suhu 37oC dan 5% CO2.

Berikut ini adalah tahapan pembuatan media agar coklat dengan suplemen faktor X dan V tersebut:

  • 20 gram bubuk media agar GC atau Columbia dimasukkan ke dalam tabung Erlenmeyer 1L yang sudah diisi dengan 250 ml akuabides.
  • 250 ml akuabides ditambahkan sehingga volume total menjadi 500 ml. Bubuk GC agar dilarutkan TANPA menggunakan pemanasan.
  • Mulut tabung Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan diberi label autoklaf.
  • Media disterilisasi dengan kondisi: 121oC selama 15 menit dan suhu setelah sterilisasi dipertahankan dalam 80oC di dalam autoklaf.
  • Penangas air (water bath) diatur pada suhu 70-80oC dan digunakan untuk merendam erlenmeyer yang berisi media, agar suhu media turun disekitar suhu 70 – 80oC. SUHU ini penting dicapai agar MEMECAH sel darah merah dari darah domba yang digunakan dan MENETRALKAN toksin yang timbul akibat pemecahan sel darah merah.
  • Media yang bersuhu 70-80oC ditambahkan 25 ml darah domba kemudian diaduk merata dan diinkubasi pada water bath selama 15-20 menit hingga warna cokelat yang timbul seperti warna susu cokelat.
  • Media cokelat dibiarkan hingga suhunya turun menjadi 50oC untuk penambahan isovitalex yang mengandung faktor V (NAD). Hindari pemberian isovitalex pada suhu media yang panas untuk mencegah rusaknya isovitalex.
  • Bersihkan mulut tabung Erlenmeyer menggunakan alkohol swab (untuk menghindari kontaminasi), kemudian media siap untuk dituangkan ke cawan petri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun