Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maulid Nabi: Menyingkap Tirai Keagungan Sang Uswah Hasanah Melalui Jejak Para Sahabat

19 Oktober 2021   09:47 Diperbarui: 19 Oktober 2021   19:57 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Islam adalah agama damai. Sebuah pesan yang tersurat tegas dalam nama yang disandangnya. Begitu pula halnya dengan iman yang mengisyaratkan keamanan, kepercayaan dan keterpercayaan. Inilah dua jejak utama yang ditinggalkan oleh Sang Uswah Hasanah, Nabi Muhammad saw. kepada umat manusia. 

Tulisan ini akan mengambil pendekatan yang agak berbeda dari kebanyakan paparan yang disajikan dalam setiap peringatan Maulid Nabi. Kita akan mencoba menyingkap tirai keagungan Sang Teladan Agung melalui kiprah mulia beberapa sahabat beliau. 

Namun, sejak keutamaan para sahabat pun tentu teramat luas cakupannya untuk dituangkan dalam sebuah tulisan kecil, maka penulis hanya akan meniliknya dari beberapa fragmen bingkai peristiwa perang Yarmuk.  


Pelajaran Indah dari Yarmuk

Oleh beberapa sumber disebutkan bahwa peperangan ini terjadi pada masa Kekhalifahan Hadhrat Abu Bakar ash-Shiddiq ra. Sementara sumber lainnya menyebutkan terjadi pada masa Kekhalifahan Hadhrat Umar bin Khattab ra. Nampaknya ekspedisi ke Yarmuk ini dimulai pada masa Hadhrat Abu Bakar ra. Tetapi beliau meninggal dunia lalu digantikan oleh Hadhrat Umar ra sebelum puncak peperangan legendaris ini membuncah.

Salah satu tonggak penandanya adalah pencopotan Khalid bin Walid sebagai panglima dan digantikan oleh Abu Ubaidah bin Jarrah oleh Hadhrat Umar.

Setidaknya ada tiga pesan moral yang bisa kita ambil dari ekspedisi militer Yarmuk ini. Pertama, begitu mengetahui rencana Heraklius akan menggempur Syam, maka Abu Ubaidah menarik pasukannya ke Jabiyah mengingat jumlah pasukannya tidak akan mampu menahan serangan masif Heraklius. 

Sebelum meninggalkan kota Damaskus, Syam, Abu Ubaidah mengembalikan pajak (jizyah) kepada warga kota tersebut karena ia berserta pasukannya tidak lagi bisa memenuhi kewajibannya memberikan perlindungan dan pengayoman kepada mereka. 

Konon, orang-orang Kristiani di sana pergi ke gereja untuk mendoakan agar pasukan muslim unggul dan bisa kembali lagi ke Syam atas perlakuan luar biasa ini.

Kedua, saat perang mulai berkecamuk dan saat gelora peperangan melawan koalisi Romawi di Yarmuk ini memuncak, tibalah kurir kepada Khalid bin Walid yang mengabarkan bahwa Khalifah Abu Bakar telah mangkat dan sebagai penggatinya Khalifah Umar mencopot jabatannya sebagai panglima kemudian menunjuk Abu Ubaidah sebagai penggantinya. 

Dalam momen kritikal seperti itu, Khalid bin Walid menyampaikan pesan kepada sang kurir yang dipahami dan disetujuinya, yakni Khalid menerima sepenuhnya perintah tersebut dan ia berperang sebagai bawahan Abu Ubaidah. Lalu pada saat yang sama, Abu Ubaidah tetap merahasiakan pelengseran ini dan membiarkan Walid memenangkan peperangan hari itu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun