Mohon tunggu...
dodi dinar
dodi dinar Mohon Tunggu... Lainnya - mahasisa

Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 dan Jargon Konspirasi yang Membungkusnya

9 Mei 2020   10:05 Diperbarui: 9 Mei 2020   10:03 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mari mengupas tuntas....ehhh salah...bukan mengupas tuntas, maksud saya mari kita sedikit membedah, menelaah sebab akibat dari merebaknya penyebaran virus COVID-19 akhir-akhir ini, serta efek domino yang bisa saja tercipta dari hasil pemikiran maupun buah keisengan saja, sebut saja covid-19 adalah hasil ciptaan kaum tertentu atau apa yang kemudian kita bisa sebutkan sebagai konspirasi, atau apapun kalian ingin mengistilahkannya.

Seperti yang telah kita ketahui bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa saat ini tingkat penyebaran virus ini telah mencapai suatu puncak kengerian yang bahkan bisa menjadi lebih berbahaya lagi ke depannya. 210 negera telah terdeteksi.

Apa yang terjadi saat ini bukanlah sebuah kebetulan, dalam artian apa yang terjadi di Wuhan, China pada bulan Desember tahun lalu sebenarnya adalah sebuah peringatan agar kita atau negara lain bisa segera mempersiapkan diri menghadapi ancamanan virus ini yang kemudian ditetapkan sebagai sebuah pandemi oleh WHO dan berbarengan itu WHO serempak mengeluarkan anjuran social distancing --yang kemudian diperketat sebagai physical distancing- yang secara sederhana diartikan sebagai langkah menjaga jarak antara satu dengan yang lainnya.

Tagar #Dirumahaaja atau #Stayathome menjadi jargon yang sekiranya memperkokoh pertahanan kita melawan ancaman pandemi tersebut. Bahkan sekarang, kata positif menjadi kata yang paling negatif di seluruh dunia.

COVID-19 terus menerus menjadi teror yang menakutkan. Bagaimana tidak? Tingkat kecemasan yang disebabkan karena terus menjamurnya virus ini menghantam pas di "ulu hati" negara-negara  yang sudah tersuspek. Kegiatan sehari-hari menjadi macet, keinginan silahturahmi mandek, yang LDR-an semakin long distance, dan perusahan-perusahan besar beramai-ramai mem-PHK-kan para buruhnya karena tidak stabilnya produksi dan pendapatan atau bisa saja perekonomian suatu negara menjadi lumpuh. Itu kemungkinan-kemungkinan yang paling ditakutkan atau bisa saya sebutkan sebagai ironi yang sudah terjadi.

Berdasarkan sumber yang saya baca dari harian Kompas tertanggal 24/04/2020, data yang sudah tercatat sebanyak 2.734.538 kasus terjadi di seluruh dunia. Namun positifnya dari jumlah sekian tersebut sebanyak 700 ribuan orang dinyatakan telah sembuh dan yang meninggal yang tercatat "hanya" sebanyak 190 ribuan. Namun bukan berarti ini menjadi akhir dari ancaman ini, karena kita perlu memperkokoh pertahanan diri kita guna memutus mata rantai kehidupannya.

Namun dibalik banyaknya orang yang sedang berjuang memberantas wabah virus ini, masih saja ada banyak pendapat liar yang berlalu-lalang tanpa rumah di luar sana, disekitaran kita. Pandangan-pandangan super dilematis yang masih membungkus dengan jargonnya yang khas-khas. Entah untuk membentuk suatu pengaruh yang baik atau buruk dan sebenarnya apa tujuan mereka, menyisakan cerita bahwa semua ini adalah realisasi skenario yang sudah disusun jauh-jauh hari.

Dengan aktor yang sudah dipersiapkan secara matang, serta keadaan yang sengaja diciptakan sehingga semuanya terkesan memperak-porandakan tatanan kehidupan yang sekarang ini. Konspirasi. Demikian teori liar tersebut terkristal dalam satu kata. Konspirasi yang menurut saya tidak menghargai semangat juang mereka yang sedang berjuang. Dan itu terlalu gila dan semena-mena.

Covid dalam Balutan Konspirasi

Adapun berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata konspirasi memiliki arti persekongkolan atau komplotan orang dalam merencanakan sebuah kejahatan yang dilakukan dengan rapi dan sangat dirahasiakan.

Ada tiga kata penting di sini, yakni komplotan/persengkokolan, rapi, dan sangat dirahasiakan. Konspirasi menurut saya memegang teguh semua hal yang berkaitan dengan 3 kata tersebut. Bagi mereka, bekerja dalam diam adalah sebuah alasan kuat agar apa yang mereka rencanakan pada kemudian hari bisa terjadi semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun