Mohon tunggu...
Dodi Hertanto
Dodi Hertanto Mohon Tunggu... -

Pengamat kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemberdayaan Profesi Perawat

26 Februari 2010   13:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Krisis ekonomi Indonesia baru usai, namun efek peningkatan harga minyak dunia akhir-akhir ini telah berimbas pada negara dan rakyat Indonesia. Beban anggaran pemerintah semakin berat, subsidi-subsidi dikurangi dan inflasi melambung tinggi. Akibatnya adalah penurunan daya beli masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah. Data terbaru dari BPS, diperkirakan jumlah penduduk miskin akan bertambah menjadi sekitar 36,8 juta (16,85%). Merekaakan sangat kesulitan memenuhi kebutuhan esensial sehari hari, sehingga kebutuhan essensial yang seharusnya dipenuhi semua harus dipilih dengan mengalahkan kebutuhan esensial lain atau menurunkan kualitasnya yang sebenarnya sudah sangat rendah. Satu akibat dari masalah diatas adalah penurunan derajat kesehatan masyarakat seperti peningkatan angka gizi buruk, kematian akibat penyakit menular, kematian bayi dan ibu melahirkan.

Masalah diatas tidak mungkin dapat diatasi oleh pemerintah saja. Dukungan dari berbagai stakeholder sangat diperlukan seperti profesi perawat. Perawat adalah satu profesi kesehatan dengan jumlah terbanyak (60%) dan dengan distribusi terluas, memiliki peluang besar untuk diberdayakan dalam memberikan pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas, terjangkau dan berkelanjutan hingga ke pelosok pedalaman dan daerah perbatasan.Tidak seperti profesi kesehatan lain, perawat memiliki keunikan dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu peran pemberdayaan potensi keluarga dan masyarakat lokal melalui pendekatan pelayanan kesehatan primer dan pendekatan sosial budaya yang holistik dan komprehensif. Sehingga, pendekatan upaya peningkatan kesehatan masyarakat dapat dipadukan secara serasi dan berimbang dengan upaya kesehatan perorangan. Seperti kita ketahui bahwa penyebab penyakit dan kekurangan gizi bukan hanya akibat keterbatasan akses pelayanan kesehatan dan keterbatasan sumber-sumber tetapi adanya budaya yang kurang mendukung terwujudnya kesehatan masyarakat.

Perawat adalah sumber daya kesehatan terdekat dengan masyarakat yang telah dimiliki pemerintah yang terlupakan untuk dilibatkan lebih besar dalam mengatasi problematika kesehatan masyarakat. Sebenarnya, hanya memerlukan stimulus sederhana saja untuk menggerakan mesin yang selama ini idle dibanding dengan menyediakan mesin kesehatan primer baru yang berbiaya mahal. Upaya yang mestinya dilakukan adalah memberikan kewenangan dan perlindungan hukum yang kuat agar perawat bisa menjadi pilar pelayanan kesehatan primer di masyarakat. Melalui peraturan atau undang-undang, kewenangan dan perlindungan diberikan kepada perawat perawat yang kompeten untuk bertanggungjawab di lini depan pelayanan kesehatan dasar (primer) yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas. Menjadikan perawat yang saat ini ada untuk dapat tampil maksimal di masyarakat tidaklah sulit dan mahal. Melalui kerjasama dengan pemerintah daerah, LSM dan organisasi profesi dengan jaringan yang luas serta dukungan perawat yang saat ini sangat tinggi, sistem registrasi, sertifikasi dan lisensi sebagai proses profesionalisasi perawat akan berjalan dengan baik. Dalam waktu singkat, perawat profesional akan menyebar keseluruh pelosok negeri untuk memberikan jaminan pelayanan praktik yang berkualitas sebagai hak asasi manusia.

Sebagai gambaran, ketersediaan sarana kesehatan seperti puskesmas (7.550 unit), puskesmas pembantu (22.002 unit) dan pusesmas keliling (6.132 unit)adalah masih jauh dari angka ideal. Sementara, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan pada tahun 2003 untuk tenaga Perawat 108.53, Bidan 28.40 dan dokter 17.47 per 100,000penduduk, penambahan tenaga baru hingga tahun ini juga masih jauh dari angka ideal. Data diatas menunjukan bahwa perlu kearifan pemerintah untuk memberikan pendekatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ketersediaan tenaga kesehatan yang ada dan kemampuan anggaran pemerintah. Menilik pengalaman negara seperti Inggris, Amerika dan Australia, mereka memberdayakan perawat untuk menangani permasalahan kesehatan masyarakat di daerah dan pedesaan. Keputusan negara-negara tersebut pastilah didasari atas pertimbangan ekonomis, sosial dan filosofis yang terkadang tidak popular bagi tenaga kesehatan tertentu namun sangat populer dan didambakan oleh rakyat banyak. Sudah saatnya pemerintah melindungi kesehatan rakyat lebih baik.

Berbagai manfaat dapat diperoleh dari optimalisasi peran dan tanggung jawab perawat. Manfaat utama adalah peningkatan akses dan cakupan pelayanan kesehatan yang luas hingga pelosok tanah air. Karena pelayanan kesehatan paripurna dilakukan secara optimal di sumbernya, maka biaya rujukan dan perawatan lanjutan akibat bertambah parahnya penyakit pasien di rumah sakit dapat dihemat, subsidi bisa dialihkan untuk sektor kesehatan lain. Pendekatan pelayanan kesehatan primer dapat dijadikan pintu masuk untuk memberikan pendidikan kesehatan promotif dan prefentif melalui kontak sosial dan budaya untuk merubah perilaku masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat. Sehingga, penyakit-penyakit akibat kurangnya pengetahuan dan perilaku budaya tidak sehat seperti gizi buruk, penyakit infeksi, kematian ibu dan bayi dapat lebih ditekan.

Bila hal diatas dapat tercapai, derajat kesehatan penduduk indonesia akan semakin meningkat. Produktifitas penduduk meningkat dengan human development index yang baik akan meningkatkan martabat bangsa. Peningkatan kompetensi perawat juga memberi peluang masuknya devisa negara, mengingat kebutuhan perawat di negera-negara maju sangat besar dan saat ini minat masyarakat Indonesia menjadi perawat masih cukup tinggi.

Akhirnya, masalah kesehatan utama penduduk Indonesia akan dapat ditekan melalui ”Kepeloporan perawat melalui pelayanan kesehatan primer yang berkualitas dalam melayani masyarakat” Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang selama ini masih menjadi kendala utama yang berdampak pada masalah biaya dan jarak transportasi dapat diatasi, karena keberadaan perawat terdistribusi luas hingga pelosok desa dan daerah perbatasan.

Sumber kutipan ada pd penulis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun