Selanjutnya tiba ras Monggolid sekitar 4.000 tahun yang lalu. Pada awal kedatangan mereka menghuni gua  dan sejak 2.000 tahun silam mulai mengokupasi daerah terbuka. Kemahiran asli mereka adalah bercocok tanam, domestifikasi hewan dan tumbuhan, juga berlayar. Tinggalan mereka banyak ditemukan di gua-gua Sulawesi Selatan.
Soal manusia purba, dunia pernah terhentak dengan penemuan fosil Homo floresiensis. Fosil ini dikenal dunia karena dipandang manusia kerdil setinggi 106 sentimeter. Kemungkinan manusia purba itu adalah individu peralihan.
Harry menyimpulkan, riwayat penghunian manusia di Kepulauan Nusantara menunjukkan proses yang rumit. Sejak kedatangan Manusia Modern Awal pada 70.000 tahun silam, jalur migrasi menjadi demikian kompleks.
"Segi-segi historis menunjukkan bahwa bangsa Indonesia di Kepulauan Nusantara saat ini merupakan akumulasi berbagai proses migrasi dan percampuran genetika yang cukup rumit. Populasi Indonesia saat ini dengan karakter kuat ras Monggolid di barat dan ras Australomelanesid di timur, sama-sama mengandung unsur genetika campuran di antara keduanya," kata Harry. Kisah lain tentang Harry Widianto bisa baca di sini.
Harry Widianto merupakan Profesor Riset atau Prof. (Ris) ke-8 dari 756 jumlah keseluruhan peneliti Kemdikbud. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemdikbud, Totok Suprayitno, dalam sambutannya mengatakan orasi itu merupakan modal berharga bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat persatuan, kesatuan, dan perasaan saling memiliki di antara bangsa Indonesia. Â Â
Dalam acara pengukuhan tersebut hadir Wakil Kepala LIPI Prof. Bambang Subiyanto selaku Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset dan Prof. Erwiza Erman, Sekretaris Majelis. Juga anggota majelis dan tim penilai naskah orasi, Prof. Agus Agus Aris Munandar, Prof (Ris) Harry Truman Simanjuntak, Prof (Ris) Naniek Harkantiningsih, Prof (Ris) Bambang Sulistyanto, dan Prof (Ris) Iskandar Agung.