Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Museum di Tengah Laut, Namanya Museum Linggam Cahaya

8 November 2018   21:01 Diperbarui: 8 November 2018   20:59 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang pameran museum (Dokpri)

Pukul 09-an kami bertiga sudah sampai di pelabuhan Tanjungpinang. Lokasinya tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Rencananya memang kapal akan berangkat ke Pulau Lingga pada pukul 10.00. Kami segera memasuki kapal. Penumpang sudah lumayan penuh.

Pukul 10.00 lebih sedikit, kapal mulai bergerak. Banyak pulau terlewati selama perjalanan. Ada pulau yang berpenghuni, ada pula tanpa penghuni. Menurut informasi, di perairan itu terdapat puluhan pulau. Satu per satu dermaga disinggahi, tentu yang berpenghuni. Akhirnya setelah 3,5 jam perjalanan laut, kami berhenti di Dermaga Sei Tenam.

Museum Linggam Cahaya (Dokpri)
Museum Linggam Cahaya (Dokpri)
Museum mini 

Tujuan kami adalah Museum Linggam Cahaya. Museum ini terletak di Jalan Raja Muhammad Yusuf, Daik, Lingga. Lingga masih termasuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Sekitar 30 menit perjalanan, kami sampai di sana.

Kami diterima oleh Kepala Dinas Kabupaten Lingga, Bapak M. Ishak Thaib, beserta jajarannya, antara lain Sesda Bapak Kamarul dan Kasie Cagar Budaya dan Permuseuman Ibu Faridah.

Nama Museum Linggam Cahaya memang masih terasa asing. Sebelumnya hanya berupa museum mini yang pembangunannya dimulai pada Agustus 2002. Museum mini selesai dibangun pada 7 Mei 2003. Nama linggam cahaya mengandung dua makna, linggam berarti batu berwarna merah dan cahaya berarti bersinar.

Pengisian museum dimulai pada 14 Juni 2003. Sebelumnya, benda-benda peninggalan sejarah dan budaya itu dikumpulkan melalui hibah dan pengadaan, yang lantas dititipkan di rumah dinas Camat Lingga. Koleksi-koleksi tersebut dikaji oleh Tim Balai Kajian Sejarah dan Nilai-nilai Tradisional. Upaya pengumpulan pun tetap dilakukan melalui Gerakan Sayang Cagar Budaya.

Koleksi keramik (Dokpri)
Koleksi keramik (Dokpri)
Pindah

Mengingat jumlah koleksi semakin bertambah, maka dilakukan pembangunan gedung baru yang lebih luas. Lokasinya tidak jauh dari museum mini. Gedung baru mulai ditempati pada 1 Februari 2015. Pada 1 Maret 2015 Museum Linggam Cahaya mulai beroperasi melayani masyarakat. Kini nama 'mini' mulai hilang.

Koleksi terbanyak di museum ini berupa koleksi arkeologika. Berbagai benda pecah belah dari zaman Kerajaan Melayu di Lingga ada di sini. Koleksi lain berupa keramik Cina, termasuk dari kapal tenggelam di perairan Lingga.

Koleksi biologika berupa fosil flora dan fauna. Museum Linggam Cahaya juga memiliki koleksi etnografika, berupa tinggalan budaya etnis Melayu, Bugis, dan Cina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun